Pelampung yang terikat pada benang pancing belum bergerak satu
kalipun. Rasa mengantuk menyerang kesadaranku sementara aku melihat
tarian cahaya mentari yang terpantulkan dari riak air danau yang
berkilauan.
Aku menguap lebar dan menarik benang pancingku. Hanya sebuah kail
perak pada ujung benang yang bersinar di bawah cahaya mentari; umpan
yang telah aku pasang di atasnya telah hilang.
Lebih dari sepuluh hari telah berlalu semenjak kami pindah ke
lantai dua puluh dua. Untuk mengumpulkan makanan setiap hari, aku telah
menghapus teknik pedang dua tanganku , yang baru aku latih dengan
singkatdahulu, dan menggantinya dengan teknik memancing. Aku mulai
meniru Taikoubou [1]
dalam memancing. Tetapi untuk suatu alasan tertentu, aku tidak
menangkap apapun. Nilai latihannya baru saja melewati angka 600, jadi
aku tidak mengharapkan tangkapa besar apapun, tetapi aku berpikir bahwa
aku seharusnya telah menangkap sesuatu sekarang. Malahan, aku hanya
menghabiskan hari demi hari membuang kotak-kotak umpan yang aku beli di
desa.
"Gah, hal ini sangat menjengkelkan...”
Aku menggumamkan keluhan-keluhanku, melempar joran pancing
kesamping, dan merebahkan diriku ke tanah. Angin yang bertiup diatas air
sedingin es, tetapi mantel yang dibuat Asuna dengan teknik menjahitnya
membuatku tetap hangat. Asuna masih dalam tahap melatih teknik itu, jadi
mantel yang dibuatnya masih belum sebaik pakaian yang dijual di
toko-toko NPC. Tetapi karena mantelnya dapat digunakan dan membuatku
tetap hangat, tidak ada yang perlu dipermasalahkan.
Sekarang adalah «Bulan dari Cypress» di dalam Aincrad, yang
berarti sekarang adalah bulan November di Jepang. Walaupun sekarang
sudah hampir memasuki musim dingin, memancing di SAO tidak memiliki
hubungan apapun dengan musim. Mungkin hal ini sebenarnya karena aku
telah menghabiskan semua keberuntunganku untuk mendapatkan istriku yang
cantik.
Sementara aku memikirkan hal ini, keseluruhan diriku dipenuhi
dengan kebahagiaan, dan sebuah senyum lebar tergambar di wajahku. Lalu
tiba-tiba, sebuah suara mencapai telingaku.
"Bagaimana kabarmu?”
Aku melompat kaget dan melihat seorang pria berdiri disana saat aku berbalik.
Tubuhnya terbungkus dengan pakaian tebal, termasuk dengan sebuah
topi dengan penutup telinga, dan memegang joran pancing di kedua
tangannya sepertiku. Tetapi hal yang mengejutkan adalah usianya. Tidak
peduli bagaimana aku melihatnya, dia sepertinya paling tidak berusia
lima puluh tahun. Kedua mata dibalik kacamata berbingkai logam
menunjukkan usia seorang yang sudah senior. Diantara para pecandu game
berat di dalam SAO, sangat jarang melihat seseorang yang sangat tua.
Sebenarnya, aku belum pernah melihat seorangpun sebenarnya. Mungkinkah-?
“Aku bukan seorang NPC.”
Dia tersenyum kecut seakan-akan dia telah membaca pikiranku, dan kemudian secara perlahan melangkah menuruni lereng danau.
“M-Maaf. Aku hanya heran...”
“Tidak, tidak apa-apa. Hal itu dapat dimengerti. Aku kemungkinan besar adalah pemain paling tua di sini.”
Tubuh sehatnya terayun sementara dia tertawa “wa-ha-ha” sepenuh hati.
“Permisi.”
Dia engatakan hal itu sementara dia duduk di sampingku. Dia
mengambil sebuah kotak umpan dari pinggulnya, lalu dengan canggung
membuka sebuah pop-up menu, mengambil joran pancingnya, dan menaruh
umpannya di sana.
“Namaku adalah Nishida. Aku adalah seorang pemancing disni. Di
Jepang, aku bekerja sebagai kepala bagian perawatan dari sebuah
perusahaan bernama Tohto Broadband Connection. Maaf aku tidak membawa
kartu nama bisnisku.
Dia tertawa lagi.
“Ah…”
Aku hampir dapat menebak alasan mengapa dia berada di dalam
permainan ini. Tohto adalah sebuah perusahaan operator network yang
bekerja sama dengan Argas. Merekalah yang bertanggung jawab untuk
mengurus network yang menghubungkan server-server SAO.
“Namaku Kirito. Aku pindah kesini dari lantai atas beberapa saat
yang lalu. Nishida oji-san... pasti sedang... merawat koneksi network
SAO...?”
“Aku adalah yang bertanggung jawab atas hal itu.”
Nishida mengatakan hal itu sembari mengangguk. Aku melihatnya
dengan perasaan yang rumit. Hal ini berarti dia telah terlibat dalam
semua ini disini karena pekerjaannya.
"Haha, para atasanku berkata bahwa tidak perlu masuk ke dalam
permainan, tetapi aku tidak dapat merasa tenang sepenuhnya sebelum aku
melihat hasil pekerjaanku dengan mataku sendiri, dan karena kekhawatiran
orang tua sepertiku, aku menjadi seperti ini.”
Dia mengayunkan joran pancingnya dengan gerakan yang luar biasa
halus saat dia mengatakan hal ii, dan seseorang dapat mengetahui bahwa
dia sudah memiliki professional mastery dari seorang pemancing yang
ahli. Dia juga sepertinya senang bercakap-cakap, karena dia meneruskan
percakapannya tanpa menunggu balasan dariku:
"Selain aku, ada sekitar dua puluh hingga tiga puluh orang tua
lain yang berada di sini karena berbagai alasan. Kebanyakan dari mereka
hidup dengan aman di Starting City, tetapi aku jauh lebih menikmati hal
ini dibandingkan dengan hanya makan tiga kali sehari.”
Dia mengangkat joran pancingnya sedikit.
"Aku telah tanpa henti mencari untuk mencari sungai-sungai dan
danau-danau yang bagus, dan pada akhirnya naik hingga ke tempat ini.”
“Oh, benarkah... Yah, hampir tidak ada monster di lantai ini.”
Nishida hanya tersenyum akan apa yang aku katakan tanpa menjawab. Lalu dia bertanya kepadaku:
“Lalu, apakah ada tempat yang bagus di lantai atas?”
Dia bertanya.
“Hmmm… Yah, lantai enam puluh satu seluruhnya adalah danau,
sebenarnya, lebih mirip laut, dan mereka berkata bahwa seseorang dapat
menagkap ikan yang besar di sana.”
“Ohh! Aku lebih baik pergi ke sana suatu saat.”
Pada saat ini, pelampung dari joran pancingnya mulai tenggelam
dengan cepat. Nishida tidak membuang waktu untuk menariknya. Sepertinya
level teknik memancingnya cukup tinggi, begitu pula dengan kemampuan
sebenarnya untuk memancing.
“Woah, besar sekali!”
Sementara aku memaksakan tubuhku untuk bersandar ke depan,
Nishida dengan tenang menggulung benang pancingnya dan dengan cepat
menarik ikan biru yang berkilauan itu. Ikan itu menggelepar di tangannya
beberapa kali lalu menghilang ke dalam inventory-nya.
“Luar biasa...!”
Nishida tersenyum malu sementara dia mengangkat kepalanya untuk menjawab:
“Bukan apa-apa. Yang perlu kamu lakukan di sini hanyalah menaikkan teknik memancingmu.”
Lalu dia menambahkan hal ini sementara dia menggaruk kepalanya:
“Tetapi, walaupun aku dapat menangkapnya, aku masih tidak tahu
bagaimana cara memasaknya dengan baik... Aku ingin memakan sashimi atau
ikan panggang, tetapi aku tidak dapat melakukan apapun tanpa kecap.”
“Ah… benar juga…”
Aku ragu-ragu untuk beberapa saat. Kami pindah ke sini untuk
menghindari orang lain, tetapi aku berpikir bahwa orang ini tidak akan
tertarik dengan rumor dan gosip.
“…Aku tahu mengenai sesuatu yang terasa mirip sekali dengan kecap...”
“Apa!?”
Nishida menyandar lebih dekat dengan kedua matanya bersinar dibalik kacamatanya.
Saat Asuna menyambut kepulanganku dan melihat Nishida, kedua matanya
terbelalak kaget, namun kemudian dia tersenyum dan berkata:
“Selamat datang. Seorang tamu?”
“Yeah, dia adalah Nishida oji-san, seorang pemancing. Dan-“
Suaraku melemah sementara aku berbalik melihat Nishida dan tidak
yakin bagaimana memperkenalkan Asuna. Lalu, Asuna tersenyum kepada
pemancing tua itu dan memeperkenalkan dirinya sendiri:
“Aku adalah istrinya, Asuna. Selamat datang ke rumah kami.”
Dia mengangguk dengan penuh percaya diri.
Nishida menatap Asuna dengan mulut tebuka. Asuna sedang memakai
sebuah rok panjang polos, sebuah kemeja rami dengan celemek, dan sebuah
kerudung di atas kepalanya. Dia terlihat sangat berbeda dengan citranya
sebagai seorang pejuang yang mengesankan sebagai seorang anggota KOB,
tetapi kecantikannya tidak berubah.
Setelah berkedip beberapa kali, Nishida akhirnya tersadar kembali dan mengatakan:
“Ah, ahh, aku minta maaf. Aku telah terpesona untuk sesaat. Namaku Nishida. Maaf mengganggumu seperti ini..”
Dia menggaruk kepalanya dan tertawa.
Asuna menerapkan semua keahlian memasaknya yang mengesankan
kepada ikan besar yang telah ditangkap Nishida, dan menaruhnya di meja
setelah mengubahnya menjadi sashimi dan ikan panggang dengan kecap
sebagai bumbunya. Sementara aroma dari kecap buatan tangan tercium di
dalam rumah, Nishida melebarkan lubang hidungnya dengan rasa senang
tampak di wajahnya.
Ikan itu lebih terasa seperti ikan yellowtail dengan tambahan
sejumlah minyak dibandingkan dengan rasa seperti kan air tawar. Menurut
Nishida, kamu memerlukan setidaknya 950 poin dalam memancing sebelum
kamu dapat menangkapnya. Setelah sebuah percakapan pendek, kami bertiga
terfokus untuk memakan ikan itu dengan sumpit kami.
Piring-piringnya telah kosong dalam sekejap mata, dan Nishida
menghela napas dengan ekspresi kebahagiaan saat dia memegang secangkir
teh panas dengan kedua tangannya.
“…ah, makanan tadi sangat memuaskan. Terima kasih. Untuk berpikir bahwa kecap ada di dunia ini.”
“Oh, kecap ini buatan tangan. Kamu dapat membawa beberapa denganmu bila kamu suka.”
Asuna mengambil sebuah botol kecil dari dapur dan memberikannya
kepada Nishida. Aku berpikir bahwa ini adalah ide yang bagus untuk tidak
memberitahukannya resep dari kecap itu. Asuna lalu tersenyum dan
berkata kepada Nishida yang berterima kasih:
"Jangan khawatir akan hal ini; anda juga membawakan kami ikan yang baik.”
Dia lalu melanjutkan perkataanya:
“Kirito-kun belum pernah menangkap apapun.”
Pada serangan mendadak ini, aku hanya menyesap tehku dalam keheningan sebelum menjawab:
“Danau-danau di area ini semua terlalu susah.”
“Tidak, tidak juga. Hanya danau tempat Kirito-san memancing saja.”
“Eh…”
Apa yang Nishida katakan membuatku tidak dapat berkata-kata. Asuna memegang perutnya dan mulai tertawa tanpa henti.
“Kenapa mereka mengaturnya seperti itu...?”
“Sebenarnya, di danau itu...”
Nishida menurunkan nada suaranya sebelum melanjutkan, jadi Asuna dan aku menyandar ke depan.
“Aku rasa dewa setempat tinggal disana.”
“Dewa setempat?”
Sementara suara Asuna dan aku bergema bersama, Nishida tersenyum,
membetulkan kacamatanya, dan kemudian melanjutkan perkataannya:
“Pada item shop di desa, disana ada sebuah umpan yang jauh lebih
mahal dari umpan yang lain. Aku penasaran mengenai kemampuannya, jadi
aku memutuskan untuk memebelinya sekali dan mencobanya.”
Aku menelan ludah karena naluri.
“Tetapi aku tidak dapat menangkap apapun dengan umpan itu.
Setelah mencobanya di berbagai tempat, aku akhirnya berpikir untuk
mencoba pada danau yang sulit itu.”
“Apakah, apakah kamu menangkap sesuatu...?”
“Sebenarnya, sesuatu menangkap umpannya.”
Nishida mengangguk dalam, dan raut wajahnya menjadi raut wajah yang menunjukkan penyesalan:
“Tetapi aku tidak dapat menariknya dengan kekuatanku dan pada
akhirnya kehilangan joran pancingku karena itu. Aku hanya berhasil
melihat bayangannya dalam saat-saat terakhir. Hal itu tidak hanya besar,
kamu dapat memanggilnya sebuah monster, tetapi dalam arti lain dengan
monster yang muncul di padang.”
Dia membuka lebar kedua tangannya. Hal ini mungkin adalah alasan
di balik senyumnya yang penuh arti ketika aku berkata, “Hampir tidak ada
monster di lantai ini.”
“Uwa, aku ingin melihatnya!”
Asuna berseru dengan kedua matanya berkilauan. Lalu, Nishida bertemu pandang denganku dan berkata:
“jadi aku memiliki sebuah usulan— apakah kamu memiliki kepercayaan diri dengan strength stat-mu Kirito-san...?”
“Yah, kelihatannya tidak apa-apa...”
“Lalu bagaimana bila kita memancingnya bersama? Aku akan
menahannya hingga dia menggigit umpannya dan kemudian menyerahkan
sisanya kepadamu.”
“Hmm, jadi kita akan melakukan «Switch» sementara memancing... apakah hal itu mungkin...?”
Aku memiringkan kepalaku ke samping.
“Mari kita coba, Kirito-kun! Hal ini kelihatannya menarik!”
Asuna mengatakan hal ini dengan kata “bersemangat” tertulis
jelas di wajahnya. Tetapi, tidak salah jika aku juga agak tertarik
dengan hal ini.
“Lalu mari kita segera mencobanya.”
Ketika aku menjawab, sebuah senyum tersebar di wajah Nishida.
"Itu baru semangat, , wa-ha-ha."
Malam itu.
Setelah berseru, “Dingindingin,” Asuna merangkak masuk ke tempat
tidur, lalu merapatkan tubuhnya denganku dan membuat suara tanda
kepuasan hati. Dia berkedip dengan enggan dan kemudian tersenyum
seakan-akan dia baru saja memikirkan sesuatu.
“… ada banyak sekali orang-orang yang berbeda di sini.”
“Dia adalah orang yang menarik,bukan?”
“Yeah.”
Asuna kemudian tiba-tiba menarik senyumnya dan menggumam:
“Hingga saat ini, aku hanya bertarung di lantai atas. Aku telah
lupa sama sekali bahwa di sini juga banyak orang yang menjalani
kehidupan normal…”
“Aku tidak bermaksud mengatakan bahwa kita adalah seseorang yang
istimewa; tetapi sejak kita berada pada level yang cukup tinggi untuk
bertarung di garis depan, aku rasa hal ini juga berarti kita memiliki
sebuah kewajiban kepada mereka.”
“…Aku tidak pernah memikirkan mengenai hal ini seperti itu… Aku
selalu merasa bahwa menjadi lebih kuat adalah hanya sebuah jalan untuk
bertahan hidup.”
“Aku merasa bahwa banyak orang akan mulai bergantung kepadamu mulai sekarang. Tentu saja aku juga termasuk.”
“…Tetapi dengan kepribadianku, mendengar ekspektasi semacam ini hanya membuatku ingin melarikan diri.”
“Oh kamu ini.”
Sementara Asuna mencibir tidak puas, aku membelai rambutnya dan
berharap bahwa kehidupan seperti ini akan berlanjut sedikit lebih lama.
Demi Nishida dan pemain lainnya, kami harus kembali ke garis depan pada
titik tertentu. Tetapi setidaknya untuk sekarang-
Berdasarkan pesan-pesan yang dikirimkan oleh Agil dan Klein
kepadaku, aku tahu bahwa mereka sedang kesulitan untuk menyelesaikan
lantai tujuh puluh lima. Akan tetapi, aku percaya dari lubuk hatiku yang
terdalam, bahwa hal yang paling penting untukku sekarang adalah
kehidupan ini bersama Asuna.