Posted by : webmaster
Wednesday, November 12, 2014
Ke esokan harinya, di sekolah
Haruto menyendiri, duduk di belakang gudang sekolah, sambil memandangi
kedua telapak tanganya, ia merasa selama ini tidak dapat berbuat apa
apa, dengan membawa nama keluarga Watanabe, dia rasa sungguh memalukan
sebagai generasi dari Watanabe, tidak bisa berbuat apa apa, sedangkan
sejarah yang di ceritakan turun temurun keluarga watanabe adalah
keluarga yang sangat hebat dalam menggunakan sihir di padu dengan tehnik
bertempur dengan katana, Haruto di kejutkan olah suara langkah yang
ternyata adalah Reah.
“Sedang apa disini ?” ujar Reah dengan nada lembut
“apa aku sangat lemah ?” tanya Haruto
“ya kamu sangat lemah” Reah tersenyum simpul
“bagai mana agar aku menjadi kuat ?” Haruto dengan nada lirih
“belajar yang tekun, mungkin” Reah duduk di samping Haruto
Tiba tiba jantung Haruto berdetak dengan kencang dan tidak beraturan.
“reah…” haruto memanggil nama Reah dengan terbata bata
“ya ada apa ?” tanya Reah
“apa kamu sudah punya pacar ?” Haruto memberanikan diri untuk bertanya
“hmm belum.. habisnya mana ada siswa di sekolah ini berani menyatakan cintanya setelah tau nama keluarga ku Tachibana” Reah tersenyum
“kalo begitu apa kamu mau menjadi pacar ku ?” tanya Haruto dengan penuh Harapan
“apa kamu sanggup dengan aturan ku, dan menerima semuanya akan aku ?” tanya Reah dengan serius
“selama kamu senang aku akan lakukan” Haruto tersenyum
“baik, sekarang kamu pacar ku, dan jangan jauh jauh dari aku” Reah dengan nada pelan sambil berbisik ke Haruto
“asik..!!” Haruto ke girangan
Berita tersebut tersebar di seluruh Akademi Arcadia, Haruto menjadi musuh para kaum adam di sekolah Arcadia karena telah menjadi pacar sang ratu, tatapan tatapan sinis kerap sekali ia dapatkan dari orang orang di sekitarnya, sudah sebulan ini mereka menjalin tali kasih, tapi perlahan, Reah mulai enggan berbicara denganya, setiap ketemu Haruto yang selalu membuka pembicaraan, mendengar hubungan antara mereka tidak berjalan dengan mulus, gossip pun beredar, hingga seorang laki laki bernama Han Lee, dari keluarga Han yang terkenal dengan sihir timur, mereka juga terkenal bertarung dengan menggunakan Tombak, yang di wariskan turun temurun ke anak laki laki mereka.
Siang itu Haruto melihat Reah bersama Lee, mereka terlihat sangat bahagia, di tambah Haruto baru pertama kali melihat Reah yang tersenyum lepas seperti itu.
“oi Haruto kenapa lu” tanya Reza
“gak apa” Haruto pun berjalan
“……..” Reza melihat kea rah bangku di seberang dimana ada Reah dan Lee anak baru itu
“tumben ada kabar apa ni dari master mesum Arcadia ?” Haruto mencoba membuka pembicaraan
“ternyata sekarang lagi badai salju yah” Reza berjalan di samping Haruto
“ngelantur lo, lagi panas gini mana ada Badai Salju” Haruto tersenyum
“lu mau kemana ?” tanya Reza
“gw mau latihan, biar gw tambah kuat” Haruto dengan nada lemas
“kalo begitu gw mau ke perpustakaan dulu, mau lihat wanita wanita cantik berkacamata” Reza meninggalkan Haruto karena ia sadar temanya itu lagi ingin sendirian
Selama ini Haruto malas akan latihan, karena peraturan dari keluarganya, bahwa tehnik bertarung dan Sihir hanya boleh di perlihatkan 10% kepada musuh, lagi pula seluruh tehnik sihir dan gaya berpedang keluarga Watanabe adalah tehnik membunuh. Bell sekolah pun berbunyi dimana tanda pelajaran akan di mulai, di dalam kelas Haruto pun hanya diam, tanpa sepatah katapun, Sanae melirik ke Haruto, karena dari tadi wajah Haruto terlihat murung.
Sensei di depan kelas pun mengumumkan bahwa akan di adakan camp pelatihan selama 2 minggu, untuk mengasah kemampuan siswa dan siswi kelas 1 Arcadia, dimana mereka akan di bimbing oleh senior Grade 2 dan Grade 3. Besok pagi mereka harus berkumpul di sekolah jam 7 pagi, dimana mereka akan berangkat ke sebuah pegunungan.
Saat jam pelajaran berakhir, Haruto pun melihat kearah pintu ruangan kelas, biasanya disana ada Reah menunggunya, tapi sudah berapa hari ini, Reah tidak menunggu lagi, setiap di tanya ke Sanae, Sanae bilang Reah sudah pulang duluan. Haruto pun bergegas pulang ke rumahnya, dan menuju ruangan kerja ayahnya, disana banyak tentang buku buku sihir berbagai keluarga yang ia baca, hingga ayahnya mengirimkan sebuah Email.
Haruto membaca email itu yang hanya berisi “ jadilah yang terkuat, di dalam berangkas ada sebuah buku keluarga Watanabe dengan kunci kombinasi 9999, pelajari isi buku tersebut, sudah saatnya keluarga watanabe bangkit, bawalah ke jayaan, dan ingat resiko seluruh sihir watanabe, aku rasa kau sudah paham itu” isi singkat dari Email yang di kirimkan oleh ayahnya.
Haruto pun mengambil buku tersebut yang terbuat dari kulit binatang, dan ia membaca perlahan isi buku tersebut di atas tempat tidurnya, tehnik tehnik pedang dan sihir yang selalu ia gunakan adalah tehnik sihir dasar dari keluarga Watanabe, setelah berjam jam hingga dini hari ia membaca buku tersebut, haruto menjadi terpikir, sebetulnya bentuk sihir itu seperti apa ?, haruto melihat Handphone miliknya, dan mengirimkan sms ke Reah orang yang ia cintai, tapi tidak ada balasan sama sekali. Dalam hati Haruto karena ini sudah jam 3 subuh, mungkin saat ia bangun nanti akan membalas pesan singkatnya.
Haruto pun sudah merasa matanya sangat ngantuk, ia pun memutuskan tidur walau beberapa jam saja, saat dalam tidurnya ia terbangun di sebuah hamparan luas berwarna putih, dan hanya ada ia sendiri. Haruto panic, dan tidak lama ia di kejutkan oleh sesosok manusia dengan berjubah, membawa sabit yang besar, dengan kepala tertutup.
“akhirnya seorang pewaris dari Watanabe datang” ujar orang misterius tersebut
“siapa kamu ? dan dimana aku ?” tanya Haruto dengan nada ketakutan
“aku adalah Khaos, aku adalah mahluk yang tidak berbentuk dan misterius, aku memberikan anugrah kepada keturunan Watanabe berupa sihir, tapi sayang mereka di buru di masa itu, dan hanya sedikit sisa sisa, keluarga Watanabe, aku pun terus menunggu disini, siapa kah dari keturunan Watanabe yang dapat menemuiku, sudah ribuan hingga ratusan juta tahun aku menunggu akhirnya kau pun datang orang yang terpilih, ini adalah dunia ku, apa kau siap menerima ujian dari ku ?” tanya Khaos
“aku siap” ujar Haruto dengan nada gemetaran
“kau sungguh luar biasa, percaya begitu saja dengan ku” Khaos tertawa dengan suara yang menyeramkan
“aku percaya karena Khaos selalu di ceritakan secara turun temurun dalam keluarga ku, walau banyak dari keluarga kami yang tidak percaya akan keberadaan Khaos, tapi secara pribadi aku sangat percaya akan keberadaan Khaos” Haruto mulai berbicara teratur tidak ada lagi nadanya yang gemetaran
“bagus, taukah kamu, aku adalah maluk yang tidak berbentuk dan misterius, sama saja dengan sihir yang aku turunkan kepada keluarga watanabe, jadi pertanyaan ku adalah, seperti apa bentuk sihir itu ?” tanya Khaos sambil melihatkan visi type type sihir yang di gunakan manusia
“bentuk sihir….., sebetulnya aku juga memikirkan tentang bentuk dari sihir tersebut, tapi aku merasa bingung sihir di golongankan dengan berbagai jenis dan element, mereka mempercayai sebuah bentuk yang tidak akan berubah, begitu juga aku lihat teman teman ku dan orang orang di sekitar ku, mereka selalu menggunakan sihir yang sama sesuai dengan di turunkan oleh orang tua mereka, tapi ini jadi pertanyaan besar, jadi aku berfikir bahwa wujud dari sihir itu sendiri adalah tidak berbentuk, dan kita sebagai pengguna sihir lah yang membentuk sihir tersebut, itu adalah pendapatku tentang sihir” Ujar Haruto
“menarik, sudah ratusan orang terpilih dari keluarga Watanabe yang menjawab berbeda, taukah kamu, aku yang selalu membunuh keluarga watanabe, karena mereka salah dalam memberikan ku jawaban” Khaos memegang erat Sabitnya
“jadi apakah benar jawaban ku ?” tanya Haruto
“jawaban mu benar, kukukukuku” Khaos tertawa
“Watanabe Haruto, taukah kamu awal penciptaan dunia ini, awalnya hanya ada 1 dewa saja, dimana tempat ia berada hanya ada ke sunyian, kekosongan dan ketidak terbatasan, kemudian dalam kesendirianya dewa itu mulai muncul dewa kegelapan tempat berdiamnya kematian, dan sang dewi malam yang misterius, lalu terlahirlah Cinta dan Bumi dimana yang memungkinkan terjadinya hubungan untuk terlahirnya anak, kemudian mulai lah tercipta satu persatu, Aither, Hemera ya itu Atmosfer dan Siang hari, kemudian terlahir lah Moros (Murka), Morai (takdir), Hipnos (tidur), Thanatos (maut), Oneiro (mimpi) dan Nemesis (pembalasan), Dewi Niks menyuruh anak anaknya untuk keluar dari kegelapan, Sementara itu Gaia secara partenogenesis melahirkan Uranus (langit), Urea (pegunungan), dan Pontos (laut). Uranus menikahi ibunya dan menjadi pengusa dunia. Uranus menutupi seluruh tubuh Gaia dan bersama-sama mereka melakukan hubungan seksual untuk kemudian melahirkan tiga Kiklops, tiga Hekatonkheire, dan dua belas Titan. Gaia juga melakukan hubungan dengan Pontos dan melahirkan dewa laut (Nereus, Forkis, dan Thaumas), dewi laut Euribia, dan monster laut Keto. Dari Tartaros, Gaia memiliki anak bernama Tifon, yang merupakan ayah dari segala monster.
Para Kiklops (Arges, Brontes, dan Steropes) adalah raksasa bermata satu sedangkan para Hekatonkheire (Briareus, Kottos, dan Giges) adalah raksasa bertangan seratus dan berkepala lima puluh. Ukuran mereka sangat besar dan mereka sangat kuat. Karena penampilan mereka yang mengerikan, Uranus membenci mereka dan menyuruh mereka kembali ke Tartaros, rahim ibu mereka. Uranus tidak sadar bahwa perbuatannya ini akan memicu peperangan antar dewa selama berabad-abad berikutnya. Pertanyaan ku dari semua sejarah yang kau ketahui siapa yang di sebut dewa pertama tadi ?” Khaos memunculkan gerbang berwarna hitam dan putih.
“mudah, yang di maksud dalam cerita tersebut, dan sejarah yang sebenarnya adalah kau KHAOS dewa awal mula, dewa yang pertama kali muncul yang di ciptakan oleh ELOHIM” Haruto dengan nada tegas
“sungguh menarik, baik lah disini ada 2 gerbang hitam dan putih, berisi akan pengetahuan apa sebenarnya sihir gelap dan apa sebenarnya sihir yang di sebut putih, maka bijaklah dalam memilihnya” Khaos berdiri di hadapan Haruto dengan sangat dekat
“bolehkah aku melihat gerbang tersebut dengan sangat dekat ?” tanya Haruto
“silahkan kau lihat” Khaos mempersilahkan Haruto melihat dengan dekat
Haruto mengamati setiap gambar yang terpahat di kedua pintu gerbang tersebut, setelah ia mengamati haruto bertanya
“apakah aku boleh menyetuhnya ?” tanya Haruto
“silahkah lakukan sesuka mu” Khaos duduk bersila
Tangan haruto pun mulai meraba raba pintu gerbang tersebut, entah kenapa ia merasaka ada hall yang aneh, ada beruba tulisan yang terukir tapi tak terlihat, Haruto terus merabanya kemudian ia meraba lagi gerbang berwarna gelap, dan merasakan hall yang sama, haruto memejamkan matanya, dan membayangkan apa yang ia rasakan, maka ia menemukan sebuah kata yang di ucapkanya tanpa sadar.
“Lacrimosa Khaos” kata kata yang keluar dari mulut Haruto
“Lacrimosa Khaos.. kukukuku, permintaan mu di penuhi” ujar Khaos kali ini iya tertawa terbahak bahak
Kedua gerbang tersebut pun menjadi satu, dimana pintu sebelah kanan menjadi berwarna hitam dan pintu sebelah kiri menjadi berwarna putih, dengan tulisan di atasnya God Saint, di mana ukiran di tengah tengah pintu tersebut terdapat pohon ke hidupan, pintu tersebut pun terbuka, dari dalam terlihat tangan tangan berwarna putih dan hitam meraih haruto dan menariknya ke dalam gerbang tersebut.
Haruto merasakan sakit yang luar biasa di kepalanya, serasa mau pecah.
“kau telah menerima apa arti sihir itu sendiri, kau yang di takdirkan, semoga kau tidak mati di dalam dunia antara kehidupan dan kematian, dunia manusia dan para dewa” Khaos pun menghilang
Haruto mendapatkan berbagai informasi sihir selama ini, seluruh informasi dari awal mula sihir ada hingga serakang, masuk ke dalam otaknya secara bersamaan, haruto berteriak dan mengericau berbagai macam kata dimana ia mengaku tidak sanggup, tapi informasi tersebut terus masuk ke dalam otaknya, dan akhirnya Haruto terbangun dari mimpinya, ia melihat ke dua tanganya, serta dapat merasakan berbagai sihir yang ada di dalam tubuhnya.
jam di meja belajar sudah menunjukan waktu 00.06 pagi, haruto bergegas mandi dan menuju sekolah, disana bis yang mengangkut siswa dan siswi Arcadia grade 1 hingga 3 sudah parkir dan siap berangkat, terlihat para sensei / guru sedang melakukan absient, haruto pun menarik nafas panjang dan menghembuskannya setelah melihat Reah dan Lee berdekatan, mereka saling bergandengan tangan, haruto pun tersenyum.
“Haruto, gimana sudah siap ?” Reza menepuk pundak haruto
“yoi sudah siap” haruto kembali ceria
“aku merasakan kau sedikit berbeda” ujar Reza
“maksudnya ?” tanya Haruto heran
“aura lu, misterius seperti menyimpan sesuatu, tapi sudah lah, yang penting kita teman” Reza tertawa
“kita kan teman masa enggak” Haruto pun ikut tertawa
“Heika sama!!!” teriak Vien
“selamat pagi” sapa Haruto
“pagi Heika sama” Vien sambil memberikan Hormat
“vien hentikan, nanti kaka lu ngamuk lagi” balas Haruto
“kebetulan, Nee chan sini” Vien memanggil Tohsaka
“maaf tohsaka” haruto langsung membungkukan setengah badan sebagai tanda maaf
“maaf atas kejadian kemarin” Tohsaka dengan nada malu malu
“wah kita di bis yang sama” Sanae menghampiri haruto dan yang lainya
“ternyata di bis yang kita tumpangi, ada banyak cewe cantik” Reza dengan raut wajah mesum
Mereka pun berbaris dengan rapi masuk ke dalam bis, dan mengambil tempat duduk mereka. Haruto melihat ke arah kaca, sambil memikirkan soal mimpinnya, sementara itu Sanae di samping Haruto duduk dengan tenang, tapi sebenarnya ia merasakan aura yang aneh di diri Haruto dan aura tersebut terasa samar samar.
“anak ini memang sudah berubah” ujar Sanae dalam hatinya
“Sedang apa disini ?” ujar Reah dengan nada lembut
“apa aku sangat lemah ?” tanya Haruto
“ya kamu sangat lemah” Reah tersenyum simpul
“bagai mana agar aku menjadi kuat ?” Haruto dengan nada lirih
“belajar yang tekun, mungkin” Reah duduk di samping Haruto
Tiba tiba jantung Haruto berdetak dengan kencang dan tidak beraturan.
“reah…” haruto memanggil nama Reah dengan terbata bata
“ya ada apa ?” tanya Reah
“apa kamu sudah punya pacar ?” Haruto memberanikan diri untuk bertanya
“hmm belum.. habisnya mana ada siswa di sekolah ini berani menyatakan cintanya setelah tau nama keluarga ku Tachibana” Reah tersenyum
“kalo begitu apa kamu mau menjadi pacar ku ?” tanya Haruto dengan penuh Harapan
“apa kamu sanggup dengan aturan ku, dan menerima semuanya akan aku ?” tanya Reah dengan serius
“selama kamu senang aku akan lakukan” Haruto tersenyum
“baik, sekarang kamu pacar ku, dan jangan jauh jauh dari aku” Reah dengan nada pelan sambil berbisik ke Haruto
“asik..!!” Haruto ke girangan
Berita tersebut tersebar di seluruh Akademi Arcadia, Haruto menjadi musuh para kaum adam di sekolah Arcadia karena telah menjadi pacar sang ratu, tatapan tatapan sinis kerap sekali ia dapatkan dari orang orang di sekitarnya, sudah sebulan ini mereka menjalin tali kasih, tapi perlahan, Reah mulai enggan berbicara denganya, setiap ketemu Haruto yang selalu membuka pembicaraan, mendengar hubungan antara mereka tidak berjalan dengan mulus, gossip pun beredar, hingga seorang laki laki bernama Han Lee, dari keluarga Han yang terkenal dengan sihir timur, mereka juga terkenal bertarung dengan menggunakan Tombak, yang di wariskan turun temurun ke anak laki laki mereka.
Siang itu Haruto melihat Reah bersama Lee, mereka terlihat sangat bahagia, di tambah Haruto baru pertama kali melihat Reah yang tersenyum lepas seperti itu.
“oi Haruto kenapa lu” tanya Reza
“gak apa” Haruto pun berjalan
“……..” Reza melihat kea rah bangku di seberang dimana ada Reah dan Lee anak baru itu
“tumben ada kabar apa ni dari master mesum Arcadia ?” Haruto mencoba membuka pembicaraan
“ternyata sekarang lagi badai salju yah” Reza berjalan di samping Haruto
“ngelantur lo, lagi panas gini mana ada Badai Salju” Haruto tersenyum
“lu mau kemana ?” tanya Reza
“gw mau latihan, biar gw tambah kuat” Haruto dengan nada lemas
“kalo begitu gw mau ke perpustakaan dulu, mau lihat wanita wanita cantik berkacamata” Reza meninggalkan Haruto karena ia sadar temanya itu lagi ingin sendirian
Selama ini Haruto malas akan latihan, karena peraturan dari keluarganya, bahwa tehnik bertarung dan Sihir hanya boleh di perlihatkan 10% kepada musuh, lagi pula seluruh tehnik sihir dan gaya berpedang keluarga Watanabe adalah tehnik membunuh. Bell sekolah pun berbunyi dimana tanda pelajaran akan di mulai, di dalam kelas Haruto pun hanya diam, tanpa sepatah katapun, Sanae melirik ke Haruto, karena dari tadi wajah Haruto terlihat murung.
Sensei di depan kelas pun mengumumkan bahwa akan di adakan camp pelatihan selama 2 minggu, untuk mengasah kemampuan siswa dan siswi kelas 1 Arcadia, dimana mereka akan di bimbing oleh senior Grade 2 dan Grade 3. Besok pagi mereka harus berkumpul di sekolah jam 7 pagi, dimana mereka akan berangkat ke sebuah pegunungan.
Saat jam pelajaran berakhir, Haruto pun melihat kearah pintu ruangan kelas, biasanya disana ada Reah menunggunya, tapi sudah berapa hari ini, Reah tidak menunggu lagi, setiap di tanya ke Sanae, Sanae bilang Reah sudah pulang duluan. Haruto pun bergegas pulang ke rumahnya, dan menuju ruangan kerja ayahnya, disana banyak tentang buku buku sihir berbagai keluarga yang ia baca, hingga ayahnya mengirimkan sebuah Email.
Haruto membaca email itu yang hanya berisi “ jadilah yang terkuat, di dalam berangkas ada sebuah buku keluarga Watanabe dengan kunci kombinasi 9999, pelajari isi buku tersebut, sudah saatnya keluarga watanabe bangkit, bawalah ke jayaan, dan ingat resiko seluruh sihir watanabe, aku rasa kau sudah paham itu” isi singkat dari Email yang di kirimkan oleh ayahnya.
Haruto pun mengambil buku tersebut yang terbuat dari kulit binatang, dan ia membaca perlahan isi buku tersebut di atas tempat tidurnya, tehnik tehnik pedang dan sihir yang selalu ia gunakan adalah tehnik sihir dasar dari keluarga Watanabe, setelah berjam jam hingga dini hari ia membaca buku tersebut, haruto menjadi terpikir, sebetulnya bentuk sihir itu seperti apa ?, haruto melihat Handphone miliknya, dan mengirimkan sms ke Reah orang yang ia cintai, tapi tidak ada balasan sama sekali. Dalam hati Haruto karena ini sudah jam 3 subuh, mungkin saat ia bangun nanti akan membalas pesan singkatnya.
Haruto pun sudah merasa matanya sangat ngantuk, ia pun memutuskan tidur walau beberapa jam saja, saat dalam tidurnya ia terbangun di sebuah hamparan luas berwarna putih, dan hanya ada ia sendiri. Haruto panic, dan tidak lama ia di kejutkan oleh sesosok manusia dengan berjubah, membawa sabit yang besar, dengan kepala tertutup.
“akhirnya seorang pewaris dari Watanabe datang” ujar orang misterius tersebut
“siapa kamu ? dan dimana aku ?” tanya Haruto dengan nada ketakutan
“aku adalah Khaos, aku adalah mahluk yang tidak berbentuk dan misterius, aku memberikan anugrah kepada keturunan Watanabe berupa sihir, tapi sayang mereka di buru di masa itu, dan hanya sedikit sisa sisa, keluarga Watanabe, aku pun terus menunggu disini, siapa kah dari keturunan Watanabe yang dapat menemuiku, sudah ribuan hingga ratusan juta tahun aku menunggu akhirnya kau pun datang orang yang terpilih, ini adalah dunia ku, apa kau siap menerima ujian dari ku ?” tanya Khaos
“aku siap” ujar Haruto dengan nada gemetaran
“kau sungguh luar biasa, percaya begitu saja dengan ku” Khaos tertawa dengan suara yang menyeramkan
“aku percaya karena Khaos selalu di ceritakan secara turun temurun dalam keluarga ku, walau banyak dari keluarga kami yang tidak percaya akan keberadaan Khaos, tapi secara pribadi aku sangat percaya akan keberadaan Khaos” Haruto mulai berbicara teratur tidak ada lagi nadanya yang gemetaran
“bagus, taukah kamu, aku adalah maluk yang tidak berbentuk dan misterius, sama saja dengan sihir yang aku turunkan kepada keluarga watanabe, jadi pertanyaan ku adalah, seperti apa bentuk sihir itu ?” tanya Khaos sambil melihatkan visi type type sihir yang di gunakan manusia
“bentuk sihir….., sebetulnya aku juga memikirkan tentang bentuk dari sihir tersebut, tapi aku merasa bingung sihir di golongankan dengan berbagai jenis dan element, mereka mempercayai sebuah bentuk yang tidak akan berubah, begitu juga aku lihat teman teman ku dan orang orang di sekitar ku, mereka selalu menggunakan sihir yang sama sesuai dengan di turunkan oleh orang tua mereka, tapi ini jadi pertanyaan besar, jadi aku berfikir bahwa wujud dari sihir itu sendiri adalah tidak berbentuk, dan kita sebagai pengguna sihir lah yang membentuk sihir tersebut, itu adalah pendapatku tentang sihir” Ujar Haruto
“menarik, sudah ratusan orang terpilih dari keluarga Watanabe yang menjawab berbeda, taukah kamu, aku yang selalu membunuh keluarga watanabe, karena mereka salah dalam memberikan ku jawaban” Khaos memegang erat Sabitnya
“jadi apakah benar jawaban ku ?” tanya Haruto
“jawaban mu benar, kukukukuku” Khaos tertawa
“Watanabe Haruto, taukah kamu awal penciptaan dunia ini, awalnya hanya ada 1 dewa saja, dimana tempat ia berada hanya ada ke sunyian, kekosongan dan ketidak terbatasan, kemudian dalam kesendirianya dewa itu mulai muncul dewa kegelapan tempat berdiamnya kematian, dan sang dewi malam yang misterius, lalu terlahirlah Cinta dan Bumi dimana yang memungkinkan terjadinya hubungan untuk terlahirnya anak, kemudian mulai lah tercipta satu persatu, Aither, Hemera ya itu Atmosfer dan Siang hari, kemudian terlahir lah Moros (Murka), Morai (takdir), Hipnos (tidur), Thanatos (maut), Oneiro (mimpi) dan Nemesis (pembalasan), Dewi Niks menyuruh anak anaknya untuk keluar dari kegelapan, Sementara itu Gaia secara partenogenesis melahirkan Uranus (langit), Urea (pegunungan), dan Pontos (laut). Uranus menikahi ibunya dan menjadi pengusa dunia. Uranus menutupi seluruh tubuh Gaia dan bersama-sama mereka melakukan hubungan seksual untuk kemudian melahirkan tiga Kiklops, tiga Hekatonkheire, dan dua belas Titan. Gaia juga melakukan hubungan dengan Pontos dan melahirkan dewa laut (Nereus, Forkis, dan Thaumas), dewi laut Euribia, dan monster laut Keto. Dari Tartaros, Gaia memiliki anak bernama Tifon, yang merupakan ayah dari segala monster.
Para Kiklops (Arges, Brontes, dan Steropes) adalah raksasa bermata satu sedangkan para Hekatonkheire (Briareus, Kottos, dan Giges) adalah raksasa bertangan seratus dan berkepala lima puluh. Ukuran mereka sangat besar dan mereka sangat kuat. Karena penampilan mereka yang mengerikan, Uranus membenci mereka dan menyuruh mereka kembali ke Tartaros, rahim ibu mereka. Uranus tidak sadar bahwa perbuatannya ini akan memicu peperangan antar dewa selama berabad-abad berikutnya. Pertanyaan ku dari semua sejarah yang kau ketahui siapa yang di sebut dewa pertama tadi ?” Khaos memunculkan gerbang berwarna hitam dan putih.
“mudah, yang di maksud dalam cerita tersebut, dan sejarah yang sebenarnya adalah kau KHAOS dewa awal mula, dewa yang pertama kali muncul yang di ciptakan oleh ELOHIM” Haruto dengan nada tegas
“sungguh menarik, baik lah disini ada 2 gerbang hitam dan putih, berisi akan pengetahuan apa sebenarnya sihir gelap dan apa sebenarnya sihir yang di sebut putih, maka bijaklah dalam memilihnya” Khaos berdiri di hadapan Haruto dengan sangat dekat
“bolehkah aku melihat gerbang tersebut dengan sangat dekat ?” tanya Haruto
“silahkan kau lihat” Khaos mempersilahkan Haruto melihat dengan dekat
Haruto mengamati setiap gambar yang terpahat di kedua pintu gerbang tersebut, setelah ia mengamati haruto bertanya
“apakah aku boleh menyetuhnya ?” tanya Haruto
“silahkah lakukan sesuka mu” Khaos duduk bersila
Tangan haruto pun mulai meraba raba pintu gerbang tersebut, entah kenapa ia merasaka ada hall yang aneh, ada beruba tulisan yang terukir tapi tak terlihat, Haruto terus merabanya kemudian ia meraba lagi gerbang berwarna gelap, dan merasakan hall yang sama, haruto memejamkan matanya, dan membayangkan apa yang ia rasakan, maka ia menemukan sebuah kata yang di ucapkanya tanpa sadar.
“Lacrimosa Khaos” kata kata yang keluar dari mulut Haruto
“Lacrimosa Khaos.. kukukuku, permintaan mu di penuhi” ujar Khaos kali ini iya tertawa terbahak bahak
Kedua gerbang tersebut pun menjadi satu, dimana pintu sebelah kanan menjadi berwarna hitam dan pintu sebelah kiri menjadi berwarna putih, dengan tulisan di atasnya God Saint, di mana ukiran di tengah tengah pintu tersebut terdapat pohon ke hidupan, pintu tersebut pun terbuka, dari dalam terlihat tangan tangan berwarna putih dan hitam meraih haruto dan menariknya ke dalam gerbang tersebut.
Haruto merasakan sakit yang luar biasa di kepalanya, serasa mau pecah.
“kau telah menerima apa arti sihir itu sendiri, kau yang di takdirkan, semoga kau tidak mati di dalam dunia antara kehidupan dan kematian, dunia manusia dan para dewa” Khaos pun menghilang
Haruto mendapatkan berbagai informasi sihir selama ini, seluruh informasi dari awal mula sihir ada hingga serakang, masuk ke dalam otaknya secara bersamaan, haruto berteriak dan mengericau berbagai macam kata dimana ia mengaku tidak sanggup, tapi informasi tersebut terus masuk ke dalam otaknya, dan akhirnya Haruto terbangun dari mimpinya, ia melihat ke dua tanganya, serta dapat merasakan berbagai sihir yang ada di dalam tubuhnya.
jam di meja belajar sudah menunjukan waktu 00.06 pagi, haruto bergegas mandi dan menuju sekolah, disana bis yang mengangkut siswa dan siswi Arcadia grade 1 hingga 3 sudah parkir dan siap berangkat, terlihat para sensei / guru sedang melakukan absient, haruto pun menarik nafas panjang dan menghembuskannya setelah melihat Reah dan Lee berdekatan, mereka saling bergandengan tangan, haruto pun tersenyum.
“Haruto, gimana sudah siap ?” Reza menepuk pundak haruto
“yoi sudah siap” haruto kembali ceria
“aku merasakan kau sedikit berbeda” ujar Reza
“maksudnya ?” tanya Haruto heran
“aura lu, misterius seperti menyimpan sesuatu, tapi sudah lah, yang penting kita teman” Reza tertawa
“kita kan teman masa enggak” Haruto pun ikut tertawa
“Heika sama!!!” teriak Vien
“selamat pagi” sapa Haruto
“pagi Heika sama” Vien sambil memberikan Hormat
“vien hentikan, nanti kaka lu ngamuk lagi” balas Haruto
“kebetulan, Nee chan sini” Vien memanggil Tohsaka
“maaf tohsaka” haruto langsung membungkukan setengah badan sebagai tanda maaf
“maaf atas kejadian kemarin” Tohsaka dengan nada malu malu
“wah kita di bis yang sama” Sanae menghampiri haruto dan yang lainya
“ternyata di bis yang kita tumpangi, ada banyak cewe cantik” Reza dengan raut wajah mesum
Mereka pun berbaris dengan rapi masuk ke dalam bis, dan mengambil tempat duduk mereka. Haruto melihat ke arah kaca, sambil memikirkan soal mimpinnya, sementara itu Sanae di samping Haruto duduk dengan tenang, tapi sebenarnya ia merasakan aura yang aneh di diri Haruto dan aura tersebut terasa samar samar.
“anak ini memang sudah berubah” ujar Sanae dalam hatinya