Posted by : webmaster Wednesday, November 12, 2014

Ruang Club yang besar ini, hanya ada Ria sendiri, karena tidak ada siswa atau siswi Arcadia yang berminat dengan club yang ia dirikan, ruang club ada di tempat terpisah dari bangunan sekolah dan ruangan tersebut berada di tempat bangunan lama sekolah yang tidak terurus. Walau begitu Ria tidak henti hentinya mencari anggota baru dengan menempelkan selebaran di sekolah.
Hari ini cuaca sangat cerah sekali, Haruto memutuskan untuk tidak masuk jam pelajaran pemahaman eksensitas sihir, saat Haruto jalan jalan, ia melihat Ria di depan pohon besar dan rindang.
“Ria lagi apa ?” Tegur Haruto
“si masokis idiot, ada apa ke sini ?” Ria dengan nada datar
“lagi jalan jalan aja, males masuk jam pelajaran, lagi pula cuaca hari ini sangat cerah” Haruto mendekati Ria
“oh gitu” Ria menjawab dengan singkat
Haruto duduk di bawah pohon tersebut sambil bersendaran, Sekali kali Haruto melihat kea rah Ria, angin terasa berhembus dengan pelan, sungguh terasa sangat hangat, Haruto terpana saat melihat Ria tersenyum, ke pohon yang besar ini. Seolah olah Ria sedang berkomunikasi dengan Pohon tersebut, suara kicauan burung terdengar dengan jelas seperti mereka sedang beryanyi bersama sama, Ria pun mundur satu langkah, menarik nafas yang panjang dan menghembuskan secara perlahan, sambil memejamkan kedua matanya, Haruto pun menikmati suara kicauan burung dan angin yang berhembus pelan, saat hendak tidur siang, Haruto mendengar Ria menyanyi, tapi yanyian ini seperti doa, dan setiap bait lagunya mengandung mantra sihir.
“sungguh merdu, apakah ini mantra sihir alchemis ?” gumam haruto dalam Hati
Dari semak semak, entah dari mana datangnya, hewan hewan liar dari gunung berdatangan, mengelilingi pohon tersebut, Haruto menjadi sedikit panik, karena hewan buas seperti srigala gunung, ular berbisa, semua berdatangan, tapi mereka membuat sebuah lingkaran dan tidak menyerang hewan hewan lain. Ria terus saja menyanyi yang dimana yanyianya seperti doa.
Berikut Yanyian seperti doa yang di yanyikan oleh Ria :
Amatsukami
Kunitsukami
Yaoyorozu no kami tachi tomo ni
kikoshimese
Tsumi to ifu tsumi haaraji to
Nahoki…
Magokoro mochite michi ni tagafu koto naku
Itoshi itoshi waga ko yo
Sukoyaka naru inochi wo
Tomo ni chikaishi mori ni

Entah kenapa, perasan ini menjadi tenang dan damai rasanya, bunga bunga yang tadinya kuncup pun bermekaran, angin berhembus kembali, ranting ranting pohon bergoyang seolah olah menari
Inaho no umi houjyou no ame
Musume tachi no inori otoko tachi no isoshimi
Tsuki ha hohoemi hi ha atatakaku
Kitaru miare ni yorokobi tsudouu
Tsumi to ifu tsumi haaraji to

Baru di sadari, banyak juga hewan liar yang berdatangan yang pincang serta terluka, perlahan luka binatang liar yang berdatangan pun tersembuhkan dengan sendirinya, ketenangan di dalam diri Ria sungguh luar biasa, apakah ini salah satu sihir tertinggi dari keluarga Tachibana.
Itoshi itoshi waga ko yo
Sukoyaka naru inochi wo
Tomo ni chikaishi mori ni
Yasugari tamae
Nagi tamae
Towa no toki wo kizamu mori ni
(ten shoujou chi shoujou rokkon shoujou) 3x
Dan tiba tiba sebuah pentagram berwarna biru bersinar terang terbentuk di tanah, di sisi Ria, hewan gaib yang muncul adalah Rubah ekor 9, ia pun berubah menjadi wanita yang cantik, dengan membawa sebuah cawan yang berisi air, sambil merapal doa yang terdengar sangat indah tersebut, Ria menaruh cawan kosong, yang di bawa oleh rubah ekor 9 tersebut, setiap cawan di suguhkan untuk binatang atau hewan yang terluka, kemudian setelah selesai menaruh cawan kosong tersebut, Ria mulai menuangkan air kedalam cawan kosong tersebut, dan setiap hewan / binatang memberikan hormat dengan menunundukan kepalanya.
“sungguh luar biasa, baru kali ini aku melihat hall yang luar biasa seperti ini” Haruto terkesima
Kemudian, rubah ekor 9 yang berubah menjadi wanita mengenakan pakaian tradisional jepang, duduk di hadapan Haruto dengan penuh hormat meletakan cawan kosong, kemudian Ria pun menuangkan air di cawan kosong milik Haruto, dan Haruto memberikan Hormat dengan menundukan kepalanya, Ria tersenyum terhadap Haruto, setelah menuang air tersebut, Haruto mengangkat kepalanya, Ria duduk di samping Haruto, begitu juga wanita rubah tadi, setelah itu ria menepukan tanganya 3 kali, kemudian mengulang mantra tadi, sambil duduk dengan kaki di tekuk.
Dari kejauhan Reah dan Sanae melihat Ria sedang melakukan ritual rutinya, tapi saat melihat Haruto Reah dan Sanae terkejut, ini pertamakalinya Ria menerima manusia lain berada di sampingnya saat melakukan ritual penghormatan, untuk dewa dan dewi, serta penyembuhan terhadap maluk mahluk ciptaan dewa dan dewi.
Reah dan Sanae saling berpandangan, dan mereka tersenyum, Ria sudah berubah, langkah kecilnya menjadi hall yang besar, pentagram terbentuk di bawah kaki seluruh orang disana, Ria tersenyum ke Arah Sanae dan Reah, karena ketauan, Reah dan Sanae pun menghampiri mereka, wanita rubah ekor Sembilan pun, memberikan cawan kosong kepada Reah dan Sanae, Ria bangkit dari duduknya, dan menuangkan air ke dalam cawan milik Reah dan Sanae, Haruto penasaran apa yang di lakukan oleh 2 orang kaka Ria tersebut, dan sekali lagi haruto terpana, akan sopan santun dan tata kerama mereka, Sanae dan Reah, memberikan hormat seperti yang di lakukan haruto dan hewan yang ada disini, saat Ria menuangkan air ke dalam cawan. Setelah selesai Ria pun kembali ke tempat duduknya.
Ria melihat ke sekelilingnya, Tohsaka yang melihat dari atas gedung sekolah, tiba tiba di kejutkan oleh wanita rubah yang muncul di belakangnya, saat melihat wanita rubah tersebut membawa cawan berisi air, Tohsaka pun duduk dengan formal menekuk kedua kakinya, dengan penuh hormat menerima cawan tersebut, tidak lama hewan gaib milik Tohsaka muncul, padahal Tohsaka tidak memanggil mereka, mereka muncul begitu saja, dan menerima perlakukan yang sama, serta memberikan hormat juga.
“Alchemis muda tersebut, benar benar membawa ketenangan” ujar Tohsaka
Walau Tohsaka jauh dari mereka, tapi Ria merasakan keberadaan Tohsaka, yang sedang mengamati mereka, Para Yokai pun bermunculan, untuk mendapatkan pemberkatan, di antara Yokai tersebut juga ada yang membawa ibunya yang sakit, sodaranya, tidak hanya yang sakit, yang segar bugar pun datang, roh roh orang mati yang tersesat dengan wujud yang sangat menyeramkan pun datang, mereka duduk dengan penuh hormat dan sangat sopan, perlahan wujud mereka yang menyeramkan tersebut berubah menjadi wujud mereka sebelum mereka, mati, dan perlahan menghilang dengan mengucapkan terimakasih sambil membungkukan badan, terdengar suara lonceng, dan pilar gerbang kuil berwarna merah.
Wanita rubah tersebut pun membawa Tohsaka, dengan menggunakan sihir teleport, dan langsung berada di samping Sanae, dengan lambang suci maha tinggi, ya itu Ameterasu Omikami, ia duduk di samping Ria, dan memberikan pemberkatan kepada orang orang dan hewan yang ada di sana.
“anak ini telah menemukan jalan para dewa” Haruto dan Tohsaka kagum melihat Ria serta dewa matahari Ameterasu Omikami, serta dewa dewan lain pun datang termasuk dewa bumi, langit, bulan. Ini benar benar sacral, selama ini Reah dan Sanae tidak pernah melihat  Ria melakukan ritual dimana para dewa pun hadir termasuk dewa tertinggi, mereka semua kagum terhadap Ria, tidak lama setelah Ria selesai membaca mantra mantra tersebut, mereka pun meminum dari air dari cawan di hadapan mereka, setelah habis air tersebut cawan pun langsung menghilang, setelah itu mereka memberikan penghormatan, dan satu persatu semua meninggalkan tempat tersebut. Begitu juga para Dewa dan Dewi yang menghadiri upacara yang di buat oleh Ria.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Welcome to My Blog

- Copyright © My Driver Life -Robotic Notes- Powered by Blogger - Redesigned by My Driver Life -