Posted by : webmaster
Wednesday, November 12, 2014
Serangan yang sangat cepat,
tapi pedangnya tetap membentur sihir pertahanan milik Kaze, dengan cepat
Kaze langsung menendang Haruto tepat di perutnya, hingga terpelanting,
Haruto segera bangkit, dan menyerang kembali, kali ini ia menebas terus
dan terus, Kaze tidak dapat bergerak, kecepatan tebasanya menjadi sangat
cepat.
“apa apaan anak grade 1 ini, gaya pedangnya berubah, tunggu dulu pandanganya kosong” Gumam Kaze dalam hati sambil menahan serangan dari Haruto.
Kaze menahan serangan tebasan Haruto yang bertubi tubi, saat ada celah, Kaze pun mengayunkan Nagitanya, dan berhasil di tahan Haruto, Ayunan Nagita milik Kaze sangat keras hingga Haruto terpelanting sejauh 200 meter, Haruto pun berdiri kembali.
“Oi grade 1 menyerah lah” Ujar Kaze
“………………..” Haruto diam saja sambil mencabut katana miliknya satu lagi
Haruto berdiri dengan kuda kuda yang sama, kali ini ia memegang dua pedang, di mana tangan kanan yang memegang katana berwarna hitam sejajar dengan dadanya begitu juga tangan kiri yang posisi di bawah tangan kananya, Haruto memulai seranganya kembali, dan tusukan secara langsung ke arah leher kaze, kali ini Kaze menahan kembali dengan sihir pelindungnya, Haruto pun salto di udara ke belakang, untuk menjaga jarak, dan berlari mengelilingi Kaze, dan ia pun melompat, dengan mengicar kepala Kaze, dengan cepat Kaze menahan serangan Haruto dengan Nagita miliknya, kemudian Haruto terus melakukan serangan langsung, ia terus saja mengincar leher Kaze, tebasan Haruto semakin cepat dan cepat. Aura membunuh pun keluar dari Haruto,sesuai yang di perhitungkan Haruto mengabaikan pertahananya, Kaze tetap memperluas area sihir pertahanya hingga Haruto terjorong, dan saat itu juga tehnik tusukan Nagita milik Kaze, di arahkan ke jantung Haruto, Haruto melompat lagi ke udara, dan pentagram terbentuk, menjadi tumpuan Haruto, ia terus melompat ke atas kira kira 300 meter dari tanah, dan ia mulai menukik dengan berat tubuhnya, seperti burung elang yang menemukan targetnya, pentagram mulai terbentuk di mana mana mengelilingi tubuh Kaze.
“anak itu harus di hentikan” Sanae khawatir
“ternyata kau bisa khawatir juga?” ledek Reah
“kak perhatikan pentagramnya yang tercipta oleh Haruto” Laila dengan nada serius
Melihat pentagram tersebut, Reah mengerti apa yang di maksud oleh Reah, Sanae meminta duel di hentikan kepada sensei pengawas pertandingan, tapi sensei menolak karena di anggap masih aman, dan tidak akan terjadi hall yang di khawatirkan. Sanae pun mengerti setelah melihat gelagat adiknya Sanae.
“Nammath sannadha bodanan mantra abironken sowaka!!” Reah menyerang Hiroto
Serangan tersebut telak terkena Haruto, kejadian pun menjadi Ricuh, Aura pedang miliknya terus menjadi jadi.
“senior, kau tau kan pentagram dia, itu katana siang dan malam, dia sudah menggunakan tehnik terlarang cepat mundur” Reah masuk ke dalam area duel
“apa yang kau lakukan ?” tanya Sensei
“sensei kami dari keluarga Tachibana, Sihir yang di gunakan oleh keluarga Watanabe adalah sihir penghancur dan katanya yang ia pegang adalah buktinya” Sanae menjelaskan dengan singkat
“sensei hentikan duelnya!” pinta Kaze
Sensei pengawas duel pun menyatakan pertarungan ini di hentikan, tapi Haruto masih berdiri dan ia langsung menyerang kembali, Naga yang di bawa Reah pun menyemburkan api kepada Haruto, Haruto pun mundur sambil menebas api tersebut.
“Sanae sekarang!!” teriak Reah
“Naumak Sanmandah Bodanan Gyanauh Sanla Sanla Sowaka” Sanae membaca mantra pengekang
Pentagram berwarna biru terang pun terbuat di bawah kaki Haruto, dari pentagram / lingkaran sihir yang di buat oleh Sanae dengan mantranya, keluar rantai berwarna hitam yang membelenggu tubuh Haruto, Haruto terus mencoba melawan.
“dia kehilangan ke sadaran dan di kendalikan oleh katana miliknya, si bodoh ini harus segera di sadarkan” Reah menghembuskan nafas panjangnya
“aku juga sudah tau, aku sudah mencoba untuk menyadarkanya tapi kecepatanya dalam merapal mantra dan serangan itu membuat ku terdesak dia benar benar di kuasai oleh katana miliknya” Kaze dengan nada serius
“aku sudah mencoba menggunakan sihir untuk menyadarkanya tapi, sihir ku selalu di tolak, seolah olah ia di kelilingi mantra suci” Sensei pengawas khawatir
“dia bukan ke hilangan ke sadaran, tapi dia menyerahkan kesadaranya kepada 2 katana bulan dan matahari, dimana itulah salah satu dari 20 sihir terlarang dari clan watanabe” Sanae dengan nada santai
“jadi anak ini dari keluarga watanabe ?” tanya Kaze
“telingamu tadi kemana ?” Sanae sewot
“soalnya dari tadi suara teriakan siswa siswi membuat suara sensei tidak begitu terdengar, lagi pula keluarga watanabe keluarga dari Vandal, karena nenek moyang kami bersahabat” ujar Kaze
“dan kau tau kan gimana mantra mantra clan watanabe ?” tanya Reah
“sebenarnya seluruh tehnik mereka itu sangat rahasia menurut cerita mereka memilki 99 tehnik rahasia dan tingkatan dalam keluarga watanabe, dan tehnik yang ia gunakan adalah tehnik Yin dan Yang, atau lebih singkatnya “percaya”” jelas singkat Kaze
“yang penting kita sadarkan sekarang, ayo Sanae” perintah Reah
“ok” balas Sanae
Sanae pun berdiri di belakang Haruto yang terbelenggu, kemudian Reah ada di hadapan Haruto.
“shibeti shibeti handara bashin sowaka, On hand mei shindamani jinbara un, On Barada Hand Mei haan” secara berulang ulang
…………
“apa apaan anak grade 1 ini, gaya pedangnya berubah, tunggu dulu pandanganya kosong” Gumam Kaze dalam hati sambil menahan serangan dari Haruto.
Kaze menahan serangan tebasan Haruto yang bertubi tubi, saat ada celah, Kaze pun mengayunkan Nagitanya, dan berhasil di tahan Haruto, Ayunan Nagita milik Kaze sangat keras hingga Haruto terpelanting sejauh 200 meter, Haruto pun berdiri kembali.
“Oi grade 1 menyerah lah” Ujar Kaze
“………………..” Haruto diam saja sambil mencabut katana miliknya satu lagi
Haruto berdiri dengan kuda kuda yang sama, kali ini ia memegang dua pedang, di mana tangan kanan yang memegang katana berwarna hitam sejajar dengan dadanya begitu juga tangan kiri yang posisi di bawah tangan kananya, Haruto memulai seranganya kembali, dan tusukan secara langsung ke arah leher kaze, kali ini Kaze menahan kembali dengan sihir pelindungnya, Haruto pun salto di udara ke belakang, untuk menjaga jarak, dan berlari mengelilingi Kaze, dan ia pun melompat, dengan mengicar kepala Kaze, dengan cepat Kaze menahan serangan Haruto dengan Nagita miliknya, kemudian Haruto terus melakukan serangan langsung, ia terus saja mengincar leher Kaze, tebasan Haruto semakin cepat dan cepat. Aura membunuh pun keluar dari Haruto,sesuai yang di perhitungkan Haruto mengabaikan pertahananya, Kaze tetap memperluas area sihir pertahanya hingga Haruto terjorong, dan saat itu juga tehnik tusukan Nagita milik Kaze, di arahkan ke jantung Haruto, Haruto melompat lagi ke udara, dan pentagram terbentuk, menjadi tumpuan Haruto, ia terus melompat ke atas kira kira 300 meter dari tanah, dan ia mulai menukik dengan berat tubuhnya, seperti burung elang yang menemukan targetnya, pentagram mulai terbentuk di mana mana mengelilingi tubuh Kaze.
“anak itu harus di hentikan” Sanae khawatir
“ternyata kau bisa khawatir juga?” ledek Reah
“kak perhatikan pentagramnya yang tercipta oleh Haruto” Laila dengan nada serius
Melihat pentagram tersebut, Reah mengerti apa yang di maksud oleh Reah, Sanae meminta duel di hentikan kepada sensei pengawas pertandingan, tapi sensei menolak karena di anggap masih aman, dan tidak akan terjadi hall yang di khawatirkan. Sanae pun mengerti setelah melihat gelagat adiknya Sanae.
“Nammath sannadha bodanan mantra abironken sowaka!!” Reah menyerang Hiroto
Serangan tersebut telak terkena Haruto, kejadian pun menjadi Ricuh, Aura pedang miliknya terus menjadi jadi.
“senior, kau tau kan pentagram dia, itu katana siang dan malam, dia sudah menggunakan tehnik terlarang cepat mundur” Reah masuk ke dalam area duel
“apa yang kau lakukan ?” tanya Sensei
“sensei kami dari keluarga Tachibana, Sihir yang di gunakan oleh keluarga Watanabe adalah sihir penghancur dan katanya yang ia pegang adalah buktinya” Sanae menjelaskan dengan singkat
“sensei hentikan duelnya!” pinta Kaze
Sensei pengawas duel pun menyatakan pertarungan ini di hentikan, tapi Haruto masih berdiri dan ia langsung menyerang kembali, Naga yang di bawa Reah pun menyemburkan api kepada Haruto, Haruto pun mundur sambil menebas api tersebut.
“Sanae sekarang!!” teriak Reah
“Naumak Sanmandah Bodanan Gyanauh Sanla Sanla Sowaka” Sanae membaca mantra pengekang
Pentagram berwarna biru terang pun terbuat di bawah kaki Haruto, dari pentagram / lingkaran sihir yang di buat oleh Sanae dengan mantranya, keluar rantai berwarna hitam yang membelenggu tubuh Haruto, Haruto terus mencoba melawan.
“dia kehilangan ke sadaran dan di kendalikan oleh katana miliknya, si bodoh ini harus segera di sadarkan” Reah menghembuskan nafas panjangnya
“aku juga sudah tau, aku sudah mencoba untuk menyadarkanya tapi kecepatanya dalam merapal mantra dan serangan itu membuat ku terdesak dia benar benar di kuasai oleh katana miliknya” Kaze dengan nada serius
“aku sudah mencoba menggunakan sihir untuk menyadarkanya tapi, sihir ku selalu di tolak, seolah olah ia di kelilingi mantra suci” Sensei pengawas khawatir
“dia bukan ke hilangan ke sadaran, tapi dia menyerahkan kesadaranya kepada 2 katana bulan dan matahari, dimana itulah salah satu dari 20 sihir terlarang dari clan watanabe” Sanae dengan nada santai
“jadi anak ini dari keluarga watanabe ?” tanya Kaze
“telingamu tadi kemana ?” Sanae sewot
“soalnya dari tadi suara teriakan siswa siswi membuat suara sensei tidak begitu terdengar, lagi pula keluarga watanabe keluarga dari Vandal, karena nenek moyang kami bersahabat” ujar Kaze
“dan kau tau kan gimana mantra mantra clan watanabe ?” tanya Reah
“sebenarnya seluruh tehnik mereka itu sangat rahasia menurut cerita mereka memilki 99 tehnik rahasia dan tingkatan dalam keluarga watanabe, dan tehnik yang ia gunakan adalah tehnik Yin dan Yang, atau lebih singkatnya “percaya”” jelas singkat Kaze
“yang penting kita sadarkan sekarang, ayo Sanae” perintah Reah
“ok” balas Sanae
Sanae pun berdiri di belakang Haruto yang terbelenggu, kemudian Reah ada di hadapan Haruto.
“shibeti shibeti handara bashin sowaka, On hand mei shindamani jinbara un, On Barada Hand Mei haan” secara berulang ulang
…………