Posted by : webmaster Friday, February 19, 2016

di dunia ini banyak orang orang yang mengatas namakan kebaikan untuk melakukan kejahatan, tidak bisa di pungkiri itulah kenyataannya. Avan pun berjalan di tengah hujan, saat ia berjalan ia melihat wanita yang sedang di perkosa dan di gilir oleh beberapa pria, Avan hanya berlalu karena ia tidak memiliki urusan apapun, di mata Avan dunia ini hampa, tidak ada yang berbeda dari dulu hingga sekarang. setiap jalan yang ia lalui selalu saja ada kejahatan yang terjadi di sekitarnya, namun Avan terus berjalan tanpa menghiraukan kejahatan yang berada di sekitarnya.

Avan menghentikan langkahkakinya di areal pemakaman, avant menatap sebuah batu nisan yang berada di hadapanya, ia pun memegang batu nisan tersebut dengan lembut.

"apakah kau masih menunggu ku ?" Avan berbicara dengan batu nisan

air matanya pun menetes mengingat masa lalu yang selalu ia ingat, dimana kekasihnya yang bernama lia telah pergi meninggalkanya ke akhirat duluan. Avan memejamkan matanya dan mendoakan lia agar selalu tenang di alam sana.

hujan pun berhenti avant membuka matanya, dan ia melihat ke arah langit, awan mendung perlahan menghilang, dan sinar mata hari mulai menembus cela cela awan hitam. hingga menerangi bumi yang tadinya gelap. saat hendak beranjak dari makam lia, Avan teringat akan pesan pesan terakhir, Lia dimana ia pun menundukan kepalanya.

dua tahun yang lalu saat Lia sakit, Lia mengatakan

"pedang yang ada di tangan mu, di gunakan untuk melindungi orang orang yang butuh pertolongan, hati mu di bentuk untuk mencintai seluruh dunia ini bukan menolaknya, kegelapan hati mu di ciptakan untuk orang orang yang berbuat jahat, kehangatan mu di ciptakan untuk memberikan ke hangatan ke orang orang yang kau lindungi, jadi ayunkan pedang tersebut untuk orang orang yang membutuhkan, karena aku tau kamu, dan aku sangat mencintai mu" ujar lia

 sudah satu tahun setengah Avan tidak pernah masuk kuliah, namun hari ini Avan kembali ke kampus, siswa dan siswi pun kaget karena Avan kembali ke kampus, namun Avan sangat berbeda dengan Avan yang dulu, Avan yang dulu penuh canda dan tawa, kemudian ia juga sangat supel, dan sekarang Avan hanya diam saja, raut wajahnya yang selalu terlihat adalah raut wajah yang datar, tanpa ada sedikit pun mimik senyum yang ia tunjukan.

hari yang sangat membosankan, begitulah bagi avan, saat ia berada di sebuah ruangan perpustakaan ia melihat seorang wanita yang di kelilingi oleh tumpukan buku, dimana ia sangat serius dalam membaca buku buku tersebut, Avan memandanginya dengan jarak yang tidak begitu jauh. wanita tersebut pun berdiri saat melihat pandangan dari avan ke dirinya. lalu menghampiri Avan.

"apa lu liat liat ?" tanya wanita tersebut

"..............." avan hanya diam kemudian avan beranjak dan pergi meninggalkan wanita tersebut

"Deline" sapa temanya

"oh ada apa Emi ?" tanya deline

"gak apa, sepertinya kamu menghambiskan waktu seperti biasanya" Emi sambil melihat jedul jedul buku yang ada di meja Deline

"karena buku menyenangkan" Deline dengan nada kesel

"ada apa kok sepertinya kesel ?" tanya Emi penasaran

"barusan ada cowo , pakaian serba hitam, dan membawa pedang katana" Deline kembali duduk di kursinya

"eh tunggu dulu, laki laki bermata biru, berambut hitam pendek, kemudian menggunakan senjata pedang klasik jepang kan"

"iya" balas singkat Deline

"dia bernama Avant Von Gren dia adalah satu satunya mahasiswa yang menggunakan tehnik pedang clasik atau pembunuh


Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Welcome to My Blog

- Copyright © My Driver Life -Robotic Notes- Powered by Blogger - Redesigned by My Driver Life -