Posted by : webmaster Tuesday, January 6, 2015

File:Sword Art Online Vol 01 - 000a.jpg 

Prolog

Sebuah kastil besar dari batu dan baja melayang di langit tak berujung.
Itu adalah kesuluruhan dari dunia ini.
Berbagai kelompok pencipta membutuhkan waktu satu bulan untuk meneliti kastil itu; diameter lantai dasar berkisar 10 kilometer-cukup besar hingga Setagaya-ku bisa masuk ke dalamnya. Di atasnya, terdapat 100 lantai tersusun rapi menjulang, ukurannya saja sudah tak dapat dipercaya. Menebak berapa banyak data yang menyongkong kastil tersebut merupakan hal yang mustahil.
Di dalamnya, terdapat sejumlah kota besar, kota kecil serta desa yang tak terhitungkan lagi banyaknya, hutan, padang rumput dan bahkan danau. Hanya ada satu tangga yang menghubungkan antar lantai, dan tangga-tangga itu berada di dungeon, dimana segerombolan besar monster berkeliaran, jadi mencari dan melewatinya bukan hal mudah. Meskipun begitu, sekali seseorang menembus dan tiba di lantai berikutnya, «Teleport Gates» dari lantai atas dan kebawah akan terhubung, memungkinkan bagi semua orang untuk bergerak bebas di lantai-lantai tersebut.
Di bawah kondisi ini, kastil raksasa itu terus menerus ditaklukkan sejak dua tahun lalu. «Koryaku Gumi» sekarang berada di Lantai ke-74.
Dunia melayang penuh pertarungan pedang yang menyelubungi sekitar enam ribu jiwa. Dengan nama lain...

«Sword Art Online»


Catatan Penerjemah

  1. "Ku(区)"= distrik, Setagaya-ku = distrik Setagaya
  2. (koryaku gumi)攻略組= Front Line atau Garis Depan(kelompok penantang)
Sebilah pedang abu-abu menebas pundakku.
Garis tipis di ekor mataku berkurang sedikit. Pada saat yang bersamaan aku merasakan sebuah tangan yang dingin menembus jantungku.
Garis biru—yang bernama "HP Bar"—adalah sebuah penanda visual dari sisa hidupku. Di sana masih tersisa sekitar 80 persen. Tidak, pernyataan itu kurang tepat. Sekarang, aku sudah 20 persen mendekati kematian. Nah, itu lebih tepat.
Aku segera melompat ke belakang sebelum pedang musuh mulai bergerak menyerang.
"Haaa...."
Aku memaksakan diri untuk menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan diri. 'Tubuh' di dunia ini tidak membutuhkan oksigen, tetapi tubuh yang di dunia nyata mungkin saja sedang bernapas dengan cepat. Tanganku mungkin saja sedang berkeringat dan jantungku berdetak dengan cepat.
Tentu saja.
Bahkan jika semua yang kulihat ini adalah virtual reality 3 dimensi, dan garis HP-ku yang sedang berkurang hanyalah sekumpulan angka yang menunjukan sisa HP-ku, kenyataannya adalah aku sedang bertarung mempertaruhkan nyawa. Tidak lebih tidak kurang.
Saat kalian sedang memikirkannya, pertarungan yang sedang berlangsung ini sangatlah tidak adil. Itu karena musuh di depanku adalah monster berkepala dan berekor kadal, bertubuh manusia dengan kulit berwarna hijau gelap. Mereka bukanlah manusia, bukan juga makhluk hidup. Mereka hanyalah sekumpulan data digital yang akan terus muncul berapa kali pun dibunuh.
—Tidak.
AI yang mengendalikan lizardman sedang mempelajari gerakanku dan memperbaiki kemampuannya merespon seiring berjalannya waktu. Tetapi, saat dia dihancurkan, data tentang pertarungannya pun hilang dan tidak diturunkan ke unit yang akan muncul kembali di area ini.
Ini membuat lizardman tersebut seperti makhluk hidup. Seperti makhluk yang memiliki pikiran masing-masing.
"...Benar 'kan?"
Tidak mungkin dia mengerti apa yang kukatakan, tapi lizardman tersebut (seekor monster level 82 yang bernama «Lizardman Lord») berdesis sambil menyeringai dan menunjukan taring tajam yang keluar dari rahangnya.
Ini adalah kenyataan. Semua yang ada di dalam dunia ini nyata. Tidak ada virtual reality ataupun kepalsuan apa pun di dalam dunia ini.
Aku mengubah posisi longsword satu tangan-ku dengan tangan kanan sejajar dengan bagian tengah tubuhku sambil memperhatikan musuh.
Lizardman itu menggerakkan buckler yang berada di tangan kirinya ke depan dan menarik scimitar di tangan kanannya ke belakang.
Angin dingin bertiup ke dalam dungeon yang gelap dan mengguncangkan api obor. Lantai yang basah dengan lembut memantulkan sinar dari obor yang berkelap-kelip.
"Kraaah!!"
Bersamaan dengan teriakan yang keras tersebut sang lizardman melompat maju. Scimitar-nya membentuk kilatan cahaya yang tajam menuju ke arahku. Sebuah cahaya jingga yang menyilaukan menyala dari lintasan scimitar tersebut. Sebuah Sword Skill kelas atas dari pedang lengkung, «Fell Crescent». Sword Skill kelas atas yang dapat menempuh jarak 4 meter dalam waktu 0,4 detik.
Tapi, aku telah menantikan serangan itu.
Aku telah perlahan-lahan menambah jarak untuk menciptakan situasi agar AI yang menggerakkan lizardman itu menggunakan skill tersebut. Aku mencium bau terbakar dari tebasan scimitar yang hanya berjarak beberapa senti dari hidungku.
"Ha ...!!"
Dengan teriakan singkat, kuayunkan pedang secara horizontal. Pedang tersebut sekarang tertutupi oleh efek cahaya biru langit, memotong melalui perutnya yang hanya memiliki pelindung tipis, tetapi bukan darah yang keluar melainkan cahaya merah yang berterbangan. Monster itu berteriak dengan suara pelan.
Tetapi pedangku tidak berhenti. Sistemnya membimbingku mengikuti gerakan yang terprogram dan melanjutkan ke tebasan yang selanjutnya dengan kecepatan yang biasanya mustahil.
Ini adalah elemen paling penting dalam bertarung di dunia ini, «Sword Skill».
Pedangku melesat cepat dan menebas dari kiri ke dada lizardman. Dari posisi ini, aku berputar dan serangan ketiga mengenai lebih dalam dibanding sebelumnya.
"Raarrgh !"
Bersamaan dengan pulihnya lizardman dari keadaan stun, setelah gagal menyerang dengan skill tingkat tinggi, dia berteriak dengan marah atau mungkin ketakutan dan mengangkat tinggi-tinggi scimitar-nya ke udara.
Tetapi rangkaian seranganku belum selesai. Pedang yang sedang mengayun ke kanan tiba-tiba berbalik arah dan mengenai jantungnya—Titik Vital-nya.
Jejak sinar di udara berbentuk kotak bekas serangan 4 kali berturut-turut dariku berpijar, kemudian terpencar. Sebuah teknik 4 tebasan horizontal, «Horizontal Square».
Cahaya terang menyinari dungeon dan kemudian menghilang. Pada saat yang sama, HP Bar diatas kepala lizardman menghilang tanpa menyisakan satu titik pun.
Tubuh yang besar itu jatuh, meninggalkan jejak yang panjang, kemudian terhenti tiba-tiba.
Sama seperti kaca yang pecah, lizardman itu pecah menjadi pecahan kecil yang tak terhitung jumlahnya dan menghilang.
Ini adalah «Kematian» di dunia ini, singkat dan cepat. Kehancuran sempurna tanpa meninggalkan jejak sedikit pun.
Aku melihat experience point dan Drop Item List, yang muncul dengan tulisan berwarna ungu di tengah penglihatanku, dan mengayunkan pedangku ke kanan dan ke kiri sebelum menyarungkan pedangku di sarung pedang yang berada di punggungku. Aku mundur beberapa langkah dan menyandarkan punggungku ke dinding dan perlahan terduduk.
Lalu aku menghela napasku yang kutahan sejak tadi dan menutup mataku. Keningku mulai terasa pening, mungkin karena letih akibat pertarungan yang panjang. Aku menggelengkan kepalaku beberapa kali untuk menghilangkan rasa pusing dan membuka mataku.
Jam yang bersinar yang berada di bagian kanan bawah penglihatanku menunjukan bahwa sekarang sudah melewati jam 3 sore. Aku harus segera keluar dari dungeon ini atau aku tidak akan mencapai kota sebelum gelap.
"...Bagaimana kalau aku pulang sekarang?"
Di sini tidak ada seorang pun yang mendengar, tapi aku tetap mengatakannya dan perlahan-lahan bangun.
Aku sudah menyelesaikan kegiatan hari ini. Entah bagaimana aku sekali lagi terhindar dari tangan kematian. Tetapi setelah istirahat sejenak, hari esok akan datang bersama dengan pertarungan yang lebih banyak lagi. Ketika berada dalam pertarungan yang tanpa 100 persen kemungkinan menang, sebanyak apa pun jaring-jaring pengaman yang kalian siapkan, akan datang suatu hari dimana keberuntungan kalian habis.
Masalahnya adalah apakah game ini akan «Clear» atau tidak sebelum aku mati.
Kalau kalian menghargai nyawa kalian lebih dari apa pun, bertahan di kota dan menunggu seseorang menyelesaikan game ini adalah pilihan yang paling bijaksana. Tetapi aku tetap pergi solo ke garis depan seorang diri. Apakah aku hanya seorang pecandu VRMMO yang terus meningkatkan statusnya melalui pertarungan yang tak terhitung, ataukah—
Apa aku hanyalah seorang idiot yang dengan mudahnya berpikir bahwa dia bisa membawa kemerdekaan untuk semua orang di dunia ini dengan pedangnya?
Saat aku berjalan menuju pintu keluar labirin dengan senyum tipis yang mencerca diriku sendiri, kuingat kembali hari itu.
Dua tahun yang lalu.
Saat semuanya berakhir dan dimulai.


Catatan Penerjemah

  1. Jump up HP Bar = http://en.wikipedia.org/wiki/Health_(gaming)
  2. Jump up Virtual reality = http://id.wikipedia.org/wiki/Realitas_maya
  3. Jump up Lizardman = Manusia kadal
  4. Jump up Buckler = Perisai kecil berbentuk bulat
  5. Jump up Scimitar = Pedang lengkung
  6. Jump up Stun = Tidak bisa bergerak sesaat
  7. Jump up Experience point = Parameter untuk kenaikan level dalam suatu game
  8. Jump up Daftar item(barang) yang didapatkan setelah mengalahkan musuh dalam RPG
  9. Jump up Solo = Sendirian
  10. Jump up VRMMO = Virtual Reality MMO
 


Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Welcome to My Blog

- Copyright © My Driver Life -Robotic Notes- Powered by Blogger - Redesigned by My Driver Life -