Posted by : webmaster
Wednesday, November 12, 2014
Persatuan penyihir menamakan diri mereka Asia Raya, mulai bergerak
menuju Kyoto, untuk menyerang Istana Iblis, Haruto memimpin langsung
pasukanya untuk menyambut aliansi Asia Raya, perperangan terus
berlanjut, banyak warga sipil terluka dan mati.
“haruto, pasukan kita sekarang sudah menguasai kota” Khaos menghampiri Haruto
“sekarang hancurkan semua segel yang ada di kota” perintah Haruto
“baik” Khaos menundukan kepalanya
Khaos
mulai menghancurkan segel suci yang ada di kota Kyoto, Sanae melihat ke
langit, dimana matahari berubah menjadi berwarna hitam, melihat
banyaknya mayat di jalan seperti sampah yang bertebaran, sanae dengan
tatapan yang sedih melihat ulah raja iblis.
“maafkan aku, aku akan menggunakan kalian” Sanae dengan nada lirih
“Nee-san Sanae” Ria mencoba menghibur Sanae
“tidak apa apa Ria, aku akan menggunakan sihir yang aku benci ini” Sanae dengan nada sedih
“bersabarlah nee san Sanae” ujar Ria
“Raga
yang membusuk, membalut tulang yang rapuh, di liputi akan penyesalan
akan jiwa, dan takdir, bangunlah wahai raga yang membusuk!!” Sanae
tersenyum pahit
Mayat mayat manusia tadi pun terbangun, dan
perlahan berdiri, mereka pun menyadari bahwa mereka telah mati, tidak
ada rasa sakit, haus, lapar, dingin atau apapun, mereka menangis, mayat
mayat yang di hidupkan kembali menoleh kesana kemari, mereka mencoba
berbicara dengan suara yang berat. Semua mayat yang di hidupan di
sekitar sanae, melihat kea rah sanae dengan tatapan yang menyedihkan,
Sanae mulai membuka mulutnya, dan memejamkan matanya, dimana air mata
berlinang, itu sebabnya sanae selalu berbicara bahwa sihirnya bukanlah
pemandangan yang indah, bukanlah suatu yang mengagumkan, melainkan sihir
terkutuk, ya begitulah, menambahkan kepedihan seseorang yang telah
mati, sungguh sihir yang terkutuk dan sangat menyayat hati.
“jika
kalian memiliki dendam dengan orang yang membunuh kalian maka di depan
sanalah mereka, balaslah semua dendam kalian. Dan pergilah dengan
tenang” Ujar sanae memberitahukan kepada mayat hidup tersebut
“apa kau gak apa Sanae ?” Reah dengan nada iba
“ini lah nee chan aku sangat membenci akan sihir necromancer ku” Sanae dengan tatapan sedih
“bertahanlah, berharaplah semua ini akan berakhir, lagi pula,.. haruto belum saja muncul dimana dia sekarang” Reah cemas
Setelah
semua mayat hidup tersebut berkumpul, Sanae meminta maaf dan sangat
menyesal menghidupkan mereka dengan cara seperti ini, ia pun merapal
sebuah mantra dimana, membuat semua mayat hidup tersebut akan menuruti
semua kehendak sanae.
“Namah samanta vajranam chanda!!” Sanae menepuk kedua tanganya
Kesadaran
orang orang yang di hidupkan dalam tubuh mereka yang sudah rusak, kini
terdiam, mereka seperti mayat berjalan seutuhnya, Yukiona pun sedih
melihat sanae.
“kenapa anak gadis, itu harus di ajarkan sihir terkutuk” Yukiona meneteskan airmatanya
Orang
orang dari keluarga Edelfelt pun berkumpul, di bawah komando Tohsaka
dan Vien, mereka berbaris dengan rapi, dan menggunakan baju jirah
lengkap dengan senjata rapier mereka, Helly kopter media cetak dan
televisi meliput dari langit, dan darat, mereka memberitakan secara
langsung, perperangan magis di Kyoto.
Reah dengan Draco di udara
memantau pasukan musuh, draco terus mengudara, sedangkan Reah pun turun
melaporkan kepada ayahnya, dan para pimpinan untuk menyusun strategi
perang, sementara itu tentara musuh, sudah bergerak dan meyusun strategi
siap bertempur. Pasukan dari castile iblis mulai berbaris, sesuai yang
di perintahkan, tidak lama semua bangunan runtuh, di ratakan dengan
tanah, Khaos merubah tengah kota Kyoto hancur lebur, rata dengan tanah,
tanpa tersisa sebuah bangunan sedikitpun.
Iblis iblis bersayap,
seperti harpy Lady pun terlihat di udara, memimpin pasukan iblis
terbang. Haruto dan Khaos dengan menaiki Dulahan, kuda berwarna hitam
bernafas api biru, dengan setiap langkahnya membuat tanah terbakar,
itulah kuda neraka.
Mereka semua pun saling berhadapan, tentu
saja, saat itu Haruto mengenakan jubah yang menutup kepalanya, dan mulai
melepas jubahnya tersebut.
“aku akan membalas dendam atas kejadian dahulu di hutan kematian” ujar Haruto dengan suara lantang
Semua
pemimpin keluarga penyihir dan 10 pendeta suci pun tersentak kaget,
mendengar pristiwa di hutan kematian, dimana tempat keluarga Watanabe di
paksa untuk membunuh diri mereka sendiri, serta anak anak mereka tanpa
pengecualian.
Reah, Sanae, Ria, Tohsaka, dan Vien, serta siswa dan
siswi di arcadia, mengenal akan suara yang berteriak lantang akan
pembalasan kejadian di hutan kematian.
“tidak mungkin kan..” Reah menatap Haruto
“dia raja iblis” Sanae melihat ke arah Haruto
Dari
mata hari yang berwarna hitam, terbuka gerbang neraka, dimana mahluk
mahluk mengerikan bermunculan, dan langusng menyerang, pasukan penyihir,
Draco pun menyemburkan api dari mulutnya untuk menghancurkan iblis
iblis yang ada di udara, sanae memanggil senjata dewi miliknya, sebuah
cakram yang tajam dan berlari ke garis depan.
Haruto memanggil 2
buah Katana miliknya, dan berlari ke garis depan, ke arah Sanae, mereka
saling beradu senjata, tanpa sepatah katapun, Khaos mengayunkan
pedangnya sebagai tanda serangan darat di mulai, pasukan iblis mulai
bergerak melewati Haruto dan Sanae yang sedang bertempur, Ria memanggil
senjatanya berupa meriam dari sihir alchemis miliknya, Sanae
memerintahkan mayat hidup untuk menyerang pasukan neraka.
Begitu
juga siswa dan siswi arcadia, beserta keluarga Edelfelt, Tohsaka berdiri
di depan keluarga Edelfelt, bersama Vien, mencabut Rapier miliknya.
“semua pasukan siapkan busur dan anak panah suci kalian!!!” peritah Tohsaka
Semua
pasukan keluarga Edelfelt pun mengelurkan senjata sihir berupa busur
panah, dan bersiap menunggu perintah melepaskan anak panah.
Vien berlari, dan menunggangi kuda miliknya, beserta anggota keluarga Edelfelt yang lain.
“serang!!” teriak Tohsaka sambil mengibaskan Rapier miliknya
Di
langit terlihat anak panah suci berterbangan, dan menukik dengan tajam,
menghantam pasukan iblis dari nereka, kemudian barisan pemanah belakang
maju ke depan, yang di depan setelah melepaskan anak panah tadi,
mundur, bergantian. Secara teratur di pandu oleh Tohsaka, Khaos pun
menurunkan pasukan memahan untuk membalas serangan keluarga Edelfelt,
anak panah api pun berterbangan, menuju pasukan pemanah, keluarga
Edelfelt.
“pasukan pelindung sekarang!!!” perintah Tohsaka
Dimana
para pasukan sihir dari keluarga edelfelt yang memiliki mantra kekai
mulai merapal mantra, dan membentuk kekkai yang tebal, hingga panah
musuh tidak dapat menyentuh seorang pasukan pemanah keluarga Edelfelt.
Khaos
pun tertawa terbahak bahak, ia pun memanggil pasukan pemanah baris ke 2
ya itu mahluk gaib Centaur, Tohsaka memerintahkan menembakan anak panah
lagi, Khaos pun memerintahkan pasukan pelindung, dan mahluk besar
berkepala sapi, dengan tameng besar berukirkan tengkorak pun menyusun
perisai mereka. Hingga menjadi sebuah dinding yang kokoh, dan di atas
kepala mereka di tutupi dengan perisai dari prajurit yang ada di
belakang, dan membentuk atab yang kokoh pula, dari sela sela perisai
tersebut, keluar tombak yang tajam, dan mulai bergerak.
“sekarang sudah percuma, untuk menyerang dengan panah, mereka semakin dekat, Nee san gimana sekarang ?” tanya Vien
“semua pasukan, siapkan Rapier kalian!!!, kita akan melakukan serangan langsung!!” teriak Tohsaka
“demi kehormatan kerajaan, bangsawan suci Edelefelt!!!” teriak Vien
“HEYA!!!!!!!!!!!!!!!!!” teriak seluruh keluarga Edelfelt
Vien
pun melihat aba aba dari Tohsaka, dan memimpin pasukan berkuda di bagi
menjadi dua, menyerang dari kedua belah sisi, menyerang dengan
menggunakan sihir yang kuat, untuk menghancurkan pertahanan musuh,
Tohsaka pun berlari dengan pasukan yang lain, menghantam dari depan
pasukan musuh, pertahanan musuh sulit untuk di hancurkan, sementara itu
beberapa tentara dari keluarga Edelfelt terkena tusukan tombak yang
keluar dari sela sela kecil perisai musuh.
Tohsaka yang geram
melihat anggota keluarganya berjatuhan dan terinjak injak, pun melompat
ke atas tameng musuh tersebut, dan menusukan rapiernya, lalu membaca
mantra peledak, dimana tusukan yang di tembus oleh rapier Tohsaka mulai
mengalirkan mantra peledak, dan meledakan musuh dari dalam, Tohsaka
memerintahkan yang lain menggunakan cara yang sama, Khaos merasa cemas,
pertahanan mereka akan hancur, dan memberikan perintah untuk memisah
kemudian menyerang secara brutal, srigala srigala api mulai bergerak dan
menyerang pasukan edelfelt, Vien pun tidak tinggal diam pasukan berkuda
yang ia pimpin menghantam pasukan srigala api.
“kamu penghiyanat” ujar Sanae sambil beradu senjata dengan Haruto
“aku harap kau mengerti!!” balas Haruto
Sanae
pun mundur, dan merapal mantra menembakan bola api ke arah haruto,
Haruto menghindar dengan cepat, serta menangkis serangan sihir dari
Reah, Tohsaka terus berlari menuju ke arah Khaos, dan menerjang Khaos
dengan rapier miliknya, hampir saja terkena, Khaos menderita luka
goresan di wajahnya.
“khaos!!” Tohsaka tertegun melihat Khaos
“akhirnya ketauan juga” Khaos tertawa kecil sambil mengusap lukanya
“kau!!, kurang ajar!!” Tohsaka Kesal sambil menyerang Khaos dengan berbagai tehnik tusukan dari Rapiernya
Khaos
hanya diam saja, sambil tersenyum dan sambil memberikan serangan sihir
jarak dekat terhadap Tohsaka, tohsaka pun menghindar hingga tercipta
sebuah jarak, Khaos pun memanggil senjata sucinya, dan senjata suci
milik Khaos adalah Rapier, Tohsaka terkejut, tapi Tohsaka segera merasa
tenang, karena Khaos memiliki kemampuan berbagai macam sihir,dan
hidupnya juga sudah lama, tidak di pungkiri, dari awal tohsaka sudah
curiga tehnik gerakan kakinya dalam menghindar serangan adalah tehnik
dari gaya berpedang menggunakan rapier
Siapa sebenarnya khaos ini,
dia sangat kuat, dan tidak tersengal sengal, sedangkah Tohsaka mulai
terlihat ke lelahan, tidak lama Vien memacu kudanya ke arah Tohsaka, dan
salto di udara, sambil menembakan beberapa timah panas anti sihir. Ke
arah Khaos, beruntung Khaos menyadari hall tersebut, ia dapat
menghindari serangan Vien, tidak lama Khaos membuat lingkaran pentagram
di tanah dengan rapiernya, muncul 10 buah golem, monster batu raksasa,
kali ini Tohsaka dan Vien harus melawan serba extra.
Haruto terus menghindar dari serangan reah, mata kanan haruto pun menyala berwarna ungu dengan petagram terukir dimatanya.
“itu Eyes of gabril?” tanya Reah
“ya mata kebenaran” ujar Haruto
“itu
sihir terkutuk, bukan mata ke benaran, tapi itu mata iblis dan nama
aslinya bukan eyes of gabril tapi eyes of lusifer” Reah sambil waspada
“bodo amat, mau apapun itu, selama aku bisa membalas dendam akan ini aku akan sangat senang” ujar Haruto
“reah kenapa kalian ada di garis depan” ujar kazumi yang tiba tiba muncul
“lihat cowo penipu itu, dia bilang sayang dan cinta sama aku tapi, … lihat !!!” Reah meneteskan airmata
“mundur sekarang” Kazumi meminta Reah
“ratu rubah es apa kabar ?” tanya Haruto
“si bocah sekarang sungguh hebat” Kazumi dengan senyum sinis
Tanpa
di sadari, Reah menggunakan tehnik sihir Hagun, Kazumi tercengang,
gadis kecil ini mampu menggunakan tehnik Hagun, tidak salah ia adalah
keturunan dari keluarga tachibana yang memiliki berkat dari para dewa
dan dewi di dalam nadinya.
“kau sudah mulai serius Reah?” sindir haruto
“reah mundur sekarang” pinta kazumi
“gak mau” Reah bersikeras
“nanti kalo kamu terluka aku harus bilang apa sama Yukiona” Kazumi khawatir
“bilang aku bertempur dengan hebatnya” Reah menahan rasa kesal terhadap haruto
Kemudian, Sanae pun datang, dan Ria juga bersamanya. Begitu juga Yukiona muncul.
“sepertinya aku di kepung” ujar Haruto menyarungkan pedangnya
“mata iblis” Yukiona dengan nada datar
“dewi salju ada disini juga, hebat apa kalian siap mati ?” tanya Haruto
“nee san yukiona, aku merasakan ada yang aneh” bisik kazumi terhadap Yukiona
“ya aku juga mengerti” balas Yukiona
Tidak lama Khaos muncul di samping Haruto, dan menggunakan teleport menyelamatkan haruto.
“pasukan kita sepertinya berhasil menguasai medan pertempuran” Khaos melapor
“lanjutkan hancurkan semuanya” perintah haruto
“baik” Khaos pun menghilang
Tohsaka
dan Vien mencari kesana kemari di sekeliling mereka, Khaos menghilang,
dalam ke adaan terjepit, sangat mengejutkan, pasukan berkuda, dan
menggunakan tombak, lengkap dengan baju jirah, berbaris, suara tabuhan
genderang perang terdengar dengan jelas, tidak mungkin, clan samurai pun
turut bertempur, para gadis Miko mulai merapal mantra mantra, dan orang
orang terluka mulai tersembuhkan.
“kurang ajar para samurai ikut ikutan juga” Haruto kesal
Mereka
pun menyerang pasukan iblis, menggantikan pasukan penyihir di garis
depan, mereka berperang layaknya di sebuah film samurai di box office,
mengayunkan katana mereka, ke musuh hingga terbelah menjadi dua, begitu
juga anak panah yang menembus tubuh musuh. Tentu saja Khaos sanagat
senang ke adaan seperti ini. Haruto pun menaiki kudanya. Haruto
membangkitkan para roh masa lalu, ya itu para samurai yang terkenal di
masa itu, mereka muncul dan memberikan Hormat kepada haruto dan siap
bertempur selama itu adalah perperangan, mereka sangat senang sekali,
Haruto pun memerintahkan para roh samurai tersebut ke medan tempur ke
garis depan, para samurai yang melihat leluhur mereka, menjadi semakin
marah, karena telah menggunakan roh yang mereka anggap suci.
Pemerintah
semakin gusar akan hall tersebut, pesawat tempur berterbangan menyerang
pasukan iblis, tapi tentu saja pesawat tempur tersebut selalu di serang
oleh tentara iblis, yang terbang di langit, Draco pun jatuh ke tanah,
Reah memanggil Draco kembali ke wujud api. Draco banyak mengalami luka
di sekujur tubuhnya.
Suara suara aduan besi tajam terdengar dengan
jelas di ikuti oleh bau amis darah, dari kedua belah pihak banyak
tentara yang berjatuhan, tapi sayangnya tentara milik Haruto terus saja
bermunculan, karena mereka adalah tentara dari neraka, reah pun
menggunakan pedang suci Excalibur, dan mencari Haruto, saat di depan
matanya, Reah menendang Haruto hingga jatuh ke tanah, dan mengacungkan
Excaliburnya, Haruto berdiri tanpa berkata kata hanya sebuah senyuman
pahit yang ia tunjukan.
“kenapa !!!!!!” teriak Reah
“balas dendam” Haruto singkat
Reah
mengayunkan excaliburnya, kea rah Haruto, Haruto menangkis serangan
Reah, tanpa di sadari Cakram milik Reah melesat dari atas, Haruto
melompat ke belakang untuk menghindari serangan dari Reah, Haruto
membalas serangan reah dengan mengayunkan katana miliknya, mereka terus
beradu pedang, tapi setiap serangan mereka selalu saling bisa menghindar
dan menahan, memang begi sangat naïf mereka enggan untuk saling
membunuh, mungkin karena rasa cinta di antara mereka.
“KHAOS!!!” Tohsaka berteriak sambil menyerang Khaos
Khaos
terkejut, dan berhasil menghindar, Tohsaka benar benar bisa
menyembunyikan keberadaanya, Rapier milik tohsaka menyala berwarna
merah, seperti besi panas, Khaos pun memberikan serangan langsung ke
tohsaka dengan menggunakan Estoc miliknya, Tohsaka menangkis serangan
Khaos dengan pengibaskan rapier miliknya, Tohsaka mencabut belati
miliknya, kini Tohsaka menggunakan tehnik Rapier keluarganya, yang di
turunkan hanya untuknya, di tambah pengembangan tehnik miliknya selama
ini, serangan tusukan terus menerus membuat Khaos terpojok, jika seperti
ini terus Khaos akan mati, karena rapier milik Tohsaka telah di aliri
energy suci, ternyata ada celah sedikit, Khaos memanfaatkan celah
tersebut untuk memukul mundur Tohsaka, tendangan yang sangat keras ke
arah perut Tohsaka, darah segar keluar dari mulut tohsaka.
Vien
datang menyerang Khaos dengan panahnya, khaos menghindar kembali,
kecepatan yang luar biasa, Vien merasa anak panahnya tidak akan melukai
Khaos, ia pun membuang senjatanya, dan mengambil pisau kembar yang ada
di belakang pinggangnya, ia pun meyerang Khaos dengan cepat, kuda kuda
Vien sangat rendah dari para pengguna Rapier, membuat Khaos ke sulitan,
melihat hall tersebut, Tohsaka menarik nafas dalam dalam, dan
menghembuskanya, kemudian membantu Vien, menyerang Khaos, Vien menyerang
bagian perut kiri Khaos, kahos menghindar ke kanan, tapi tanpa
disadari, Tohsaka pun memberikan serangan tikaman di dada Khaos, Khaos
menghindar dengan cara menunduk, kemudian, Vien meberikan sapuan kea rah
kaki, Khaos dan khaos pun salto ke belakang, di belakang Khaos,
ternyata Ria menggunakan meriamnya dan serangan telak menghantam tubuh
Khaos, hingga terpelanting sejauh 200 meter, di ikuti ledakan besar,
Khaos mengeluarkan darah sebagai tanda Khaos tidak abadi, karena ia
menggunakan tubuh sebagai manusia, Vien, Tohsaka dan Ria mengelilingi
Khaos, mereka membaca mantra penyegel, dan khaos terperangkap, kombinasi
penyegel 2 arah, milik Vien dan Ria membuat Khaos tidak dapat kemana
mana, kemudian Tohsaka merapal mantra, dan muncul 1000 rapier suci
mengelilingi segel tersebut, kemudian, 1000 rapier yang melayang
tersebut, menghujami tubuh Khaos, hingga tubuhnya hancur, dan kembali
menjadi tanah.
Perlahan pasukan iblis menghilang satu persatu,
Haruto menggunakan matanya iblis miliknya, untuk mencoba mempertahankan
gerbang neraka yang mereka buka, tapi kekuatan sihir Haruto sudah banyak
terkuras, pasukan iblis perlahan menghilang, tentu saja kemenangan dari
pihak para penyihir, haruto kini tinggal sendirian, Reah melompat ke
udara, merubah senjata miliknya, menjadi sebuah tombak, terlihat Haruto
dengan kuda kudanya bersiap menerima serangan dan membalas serangan
Reah, Reah yang di liputi akan kemarahan, akhirnya melemparkan
tombaknya, tiba tiba terjadi hall yang tidak di duga, Haruto pun membuka
lebar kuda kudanya, dan melepaskan kedua katana miliknya, tombak
tersebut menembus tubuh Haruto.
“akhirnya berakhir..” ujar Haruto
Reah
mendarat ke tanah, dan tubuhnya gemetar, ia membunuh seorang laki laki
yang sangat ia cintai, perlahan tubuh Haruto menghilang menjadi percikan
api, Reah tidak dapat berkata kata hanya airmata yang menetes membasahi
pipinya, kenangan masa masa saat bersama Haruto adalah masa masa
terakhir dan kini menjadi sebuah kenangan yang seiring waktu akan
perlahan menghilang.
Sanae pun membatalkan sihirnya, mayat mayat
tersebut pun terbakar hingga menjadi abu, ia pun meminta maaf dan
mendoakan mereka, Vien pun duduk karena kecapean, begitu juga Tohsaka,
Ria duduk di atas batu bekas reruntuhan gedung, dan melihat ke langit,
mata hari perlahan bersinar sebagai mana mestinya. Tiba tiba semua
bangunan yang hancur, dan orang orang mati tadi menghilang, tidak ada
bangunan yang hancur, orang orang memperhatikan mereka, semua orang ke
bingungan terhadap pemandangan para samurai berkuda, dan orang orang
terluka, begitu juga polisi, mereka menanyakan apa yang terjadi, tapi
tidak ada hall yang terjadi sedikit pun.
“apa maksudnya ini” kepala keluarga tachibana Heran
Dalam
kasus ini, perperangan di dunia manusia sebenarnya tidak pernah
terjadi, dan hall yang yukiona sadari, bahwa perperangna yang mereka
bunuh, berbentuk iblis itu adalah kegelapan dari dendam masa lalu, dan
untuk mengakhiri ini harus membunuh orang yang memiliki dendam tersebut.
Reah pun memanggil Draco, yang sudah perlahan di sembuhkan, dan menuju
rumah Haruto, pintu rumahnya tidak di kunci, dan di ruang tengah
terdapat banyak tumpukan buku, kemudian sebuah surat.
“buat reah
dan teman teman semua, maafkan aku, sebenarnya selama ini adalah ulah
ku, keributan yang terjadi saat camp sekolah, dan saat kita bersama,
sudah lama aku mempelajari tehnik sihir seperti ini, tentu saja aku
tidak mau mati membunuh diri ku, tapi cerita akan hutan kematian
tersebut benar adanya, aku juga tidak kuat menanggung beban untuk balas
dendam, dan aku harus mati, karena dengan kematian ku, maka keluarga
watanabe telah selesai, maafkan aku, karena ini takdir ku, aku telah
melihat pohon ke hidupan dan masalalu keluarga ku, dari catatan dan buku
buku yang ada, maaf, aku tidak dapat menyampaikan maksud ku dengan
jelas, maafkan aku, aku akan selalu mencintai mu” isi surat tersebut
Tohsaka
memeriksa semua orang, yang ia lihat sudah mati, ternyata mereka masih
hidup, anak bernama Haruto watanabe benar benar telah menggunakan sihir
penghukum untuk dirinya, dia mengambil jalan yang di anggap dirinya
benar, tapi apa tidak ada cara lain, memang sulit melupakan kejadian
masa itu, semua orang memutuskan untuk melupakan kejadian tersebut, dan
setiap kepala keluarga mengadakan upacara penyucian diri, mereka sangat
menyesal akan langkah masalalu harus membunuh semua darah Watanabe,
karena itu, mereka sangat menyesal.