Posted by : webmaster
Friday, November 14, 2014

Hari
ini adalah hari sabtu, dimana siswa dan siswi tahun pertama akan
melakukan praktek dalam menggunakan sihir, Hiroto dengan raut wajah yang
suram dan keringat dingin keluar dari tubuhnya karena ia selama ini
selalu gagal dalam ujian praktek.
"Hiroto apa kamu baik baik saja ?" tanya Elin sambil duduk di samping Hiroto
"ya begitulah, aku ini lemah dan tidak becus dalam menggunakan sihir" Ujar Hiroto dengan nada lemas
"aku tau kamu selalu berusaha kan" Elin memainkan rambutnya
"Ya
sudah berulang kali aku mencoba, tapi tetap saja aku lemah, berbagai
jenis sihir aku cari yang cocok dengan ku tetap saja aku lemah" Hiroto
menundukan kepalanya
"gunakan
sihir yang menurut kamu, bisa kamu gunakan, itu sudah cukup, lagian di
sekolah kita ini kita bebas menggunakan sihir apa saja dalam
bertempurkan" Elin sambil melihat ke arah Lapangan praktek
"begitu yah, baik aku akan mencobanya sihir baru yang aku pelajari dari mimpi" Hiroto tersenyum ke arah elin
"hah dari dalam mimpi ?" Elin bingung
"iya dari dalam mimpi, eh lihat itu si yuya masuk ke lapangan" Hiroto melihat ke arah Lapangan Praktek
"iya, si yuya yayo" Elin tertawa kecil
Yuya
anak tahun pertama ruang 4 sudah di posisi, sensei pun memberitanda
kepada kedua muridnya dan mereka beraksi, yuya mulai merapal sihirnya.
"wahai api yang meleburkan baja, terbelenggu dalam dalamnya bumi, Twin Blade Fire Munculah yayo" Yuya mengeluarkan Twin Blade
Musuhnya
menggunakan sihir bertahan, Yuya dengan cepat menyerang, dalam setiap
seranganya Yuya terus merapal mantra sihir, ia melompat ke udara.
"Desperado!!!!, yayo" Sihir serangan sabitan angin
Khifa
sebagai lawan tanding Yuya, menghindar melihat serangan angin tersebut,
dan menyerang balik, dengan Tombak miliknya, 1000 tusukan, tapi ia di
kejutkan hall yang tidak di duga.
"aku di belakang mu Yayo" Yuya tersenyum sambil mengalungkan 2 pedangnya di leher Khifa
"aku menyerah" Khifa dengan nada sedih
"yuya menang yayo !!!" Yuya jingrak jingrak kesenangan gak jelas
Elin
dan Hiroto melihat Yuya dengan mudah mengalahkan lawan tandingnya,
ujian praktek terus berlangsung, sorak sorai pun bergema di seluruh
lapangan praktek, Elin pun berdiri,menuju lapangan, dan latih tandingnya
adalah siswi tahun pertama ruang satu, Rena. Elin mengeluarkan senjata
sihirnya ya itu dua buah pistol, dan Rena memiliki senjata yang sam
adengan Elin, mereka pun saling menembak, dan menghindar, pistol sihir
melawan pistol sihir, kedua duanya terlihat sangat lincah dan sangat
cekatan dalam pertempuran tersebut, yang mengagumkan membuat semuanya
tidka mengalihkan pandangan, mereka melakukan pertarungan jarak dekat
sekali, sambil menembakan Pistolnya, saat Rena mengarahkan pistol pada
kepala Elin yang hanya berjarak 5 centi meter, Elin menghindar, dan
mengarahkan pistolnya ke arah, jantung Rena, Rena pun menghindar dengan
memiringkan badanya, semua jarak pistol mereka hanya 5 centi meter dari
musuh target, di pikir pikir mafia pun tidak berani melakukan hall
seperti tersebut, dan juri pun memutuskan Elin dan Rena Imbang, kemudian
setelah selesai Rena dan Elin Brepelukan dan mereka tersenyum kemudian
tertawa bersama, ternyata mereka adalah teman dari kecil. dan Rena
adalah sabat Elin.
Hiroto
terus memperhtikan orang orang yang masuk ke lapangan praktek, mereka
menggunakan berbagai macam sihir yang keren, kini tiba giliran Hiroto
dimana lawannya adalah walikelasnya sendiri sensei Haruka. Kenapa Hiroto
harus melawan Sensei Haruka karena Hiroto lemah dan di takutkan ia akan
di buly sama temannya jadi di ambil langkah bijak.
"Hiroto semangat yayo!!" Teriak Yuya
"Hiroto gunakan apa yang sudah kamu ceritakan ke aku yah" Teriak Elin
Hiroto tersenyum kepada dua temanya, dan mulai berada di lapangan praktek
"sialan, kenapa kau tidak ada perkembangan ?" tanya sensei Haruka
"entahlah aku memang lemah" Hiroto dengan nada datar
"ayo bertarung, aku ada niat untuk buly kamu loch murit kampret" ledek sensei Haruka
"ok aku siap" Hiroto tersenyum
dengan kecepatan sensei Haruka, Hiroto mendapat tendangan di perutnya dengan telak, hingga Hiroto terpelanting sejauh 25 meter.
"Aku serius loh" Sensei Haruka dengan tatapan tajam
"aku harus serius juga" ujar Hiroto
Hiroto pun berdiri, dan memulai mantra yang ia ingat di dalam mimpinya
"wahai
api yang meleburkan baja, terbelenggu dalam dalamnya bumi, Twin Sword
Dark Fire" Hiroto meniru mantra Yuya, Yuya terkejut seharusnya mantranya
tidak dapat di gunakan kecuali dia adalah dari clan Kasai Magia
"wow
ternyata kau menguasai tehnik pemanggilan senjata tertinggi sihir Kasai
Magia, kau semakin menarik tapi jangan senang dulu, sihir mu memang
hebat tapi dari cara bertempur mu kau sangat lemah" Sensei Haruka
Tersenyum
"tapi, bukan aku yang bertarung" Hiroto tersenyum
"siapa ? apa kau mau di diskualifikasi?" Balas sensei Haruka
"Jalan
kehidupan adalah jalan Kehidupan, Jalan kematian adalah jalan kematian,
gerbang yang di belenggu hingga akhir jaman, atas kuasa ku Dark Magia,
terbukalah aku panggil mu dari dalamnya api yang membakar 9 dosa
Ifrit!!" gerbang yang terbentuk dari tulang benulang yang basah dengan
darah, sesosok manusia besar dengan menggunakan tanduk, badan berotot,
terbakar, mata yang mengerikan dialah Ifrit
Hiroto
memberikan twin swordnya kepada Ifrit, dan Ifrit menerimanya sambil
berlutut kemudian ia berdiri kembali dimana tubuh Ifrit membelakangi
Hiroto dan Siap menerima perintah.
"itu Dark Magia Ifrit yang ada di dalam legenda sihir, apa kau seorang Dark magia?" tanya Sensei Haruka
"awan
gelap yang menyembunyikan ke murkaan, hukuman kematian bagi orang yang
jahat, melebur dalam gelapnya malam, Twin Gun" Hiroto mengucapkan
kembali mantra milik Elin
"hah dia menggunakan mantra ku Black Rose Magia" Elin terheran heran
"apakah
itu Dark Magia yayo?" Yuya Bingung karena dark magia yang ia ketahui
tidak seperti itu rangakai sihir yang singkat dan itu bukan jenis
kutukan
Sensei Elin mulai menyerang, dan ia sadar ini tidak main main
"Ifrit lindungi aku" Perintah Hiroto
"baik tuan ku" Balas Infrit bergerak langsung menyeimbangi kecepatan sensei Haruka
"api pembakar dosa keserakahan, yang tidak ada hentinya menyala, belzebub datanglah!!" Hiroto memanggil Belzebub
Gerbang
tersebut terbuka kembali dan kini Belzebub seorang pangeran neraka
dengan lambang lalat di dadanya, Hiroto memberikan twin gun tersebut,
belzebub pun menerima sambil berlutut di hadapan Hiroto.
"apapun perintah tuan ku hamba akan lakukan" ujar Belzebub
"serang sensei haruka" perintah Hiroto